Pertanyaan:
Salam sejahtera, Dok. Saya seorang perempuan umur 49 tahun. Saya mempunyai keluahan antara lain, mata gatal, kalau bersin selalu berlanjut beberapa kali baru berhenti, dan kalau kena angin sedikit saja terbatuk. Saya sudah minum obat batuk dengan jenis tertentu. Jenis obat ini memang manjur, tapi selang 2-3 hari setelah itu, penyakit itu kambuh lagi. Hal ini sudah berlanjut 4 tahun. Dokter tolong saya, bagaimana solusinya. Terima kasih atas bantuannya.
Hany, Bekasi - 49 tahun
Jawaban:
Salam sejahtera juga buat ibu di sana.
Berdasarkan gejala yang ibu ceritakan, istilah kedokteran penyakit ibu ini disebut Rinitis Alergi atau secara awam bisa disebut alergi hidung. Penting untuk diketahui, alergi merupakan suatu reaksi mekanisme sistem imun yang menyimpang/ berlebihan dari tubuh seseorang terhadap zat yang menimbulkan reaksi alergi/ alergen. Tidak demikian halnya dengan orang yang tidak memiliki alergi, alergen tersebut tidak memiliki pengaruh yang bermakna.
Alergen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan), saluran cerna (ingestan), suntikan (injektan) atau menempel pada kulit (kontaktan). Contoh dari masing-masing alergen tersebut antara lain:
*Alergen inhalan: tungau debu rumah, serpihan kulit dan bulu kucing atau anjing, kecoak, spora/ jamur;
*Alergen ingestan: susu, telur, kacang, ikan laut dan obat oral;
*Alergen kontaktan: kosmetik dan logam (perhiasan, jam tangan).
Alergi juga dapat dicetuskan oleh stres fisik dan psikis. Gejala-gejala rinitis alergi yang umum berupa bersin lebih dari 5 kali setiap serangan, keluar ingus encer yang banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, disertai dengan lakrimasi (banyak air mata keluar). Gejala ini dirasakan terutama saat pagi, malam hari atau cuaca dingin.
Jenis alergi banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernafasan merupakan alergi yang paling umum dijumpai, seperti asthma (bengek) dan rinitis (pilek menahun). Jenis alergi lain yang terkait dengan kulit, seperti urtikaria/ biduran/ kaligata, selain itu mata bengkak dan berair, tenggorokan dan telinga bagian dalam gatal, juga merupakan gejala alergi.
Di Indonesia, gejala alergi pada hidung ini umumnya terjadi sepanjang hari/tahun/musim, berbeda untuk di luar negeri karena ada beberapa musim. Penyebab/pencetus yang umum terjadi pada hidung yaitu, debu rumah, tungau, kecoa, udara dingin, bau-bauan, jamur (tempat lembab), asap, bulu-bulu binatang (kucing, anjing, burung).
Rinitis alergi tidak bisa dianggap remeh, karena komplikasinya dapat berupa Asma Bronkial, di mana terdapat kerusakan epitel saluran pernafasan akibat reaksi peradangan yang berkepanjangan.
Berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi:
1. Intermiten (kadang-kadang): bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu;
2. Persisten/menetap: bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4 minggu.
Sedangkan, untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi:
1. Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu;
2. Sedang atau berat, bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas.
Pengobatan alergi dapat dilakukan dengan berbagai pilihan farmakoterapi, yang memperhitungkan keamanan, efektivitas dan kemudahan dalam pemberiannya, di antaranya:
a) Terapi Simtomatis: Obat-obat sesuai gejala seperti antialergi, pengencer lendir/ekspektoran, kortikosteroid dalam bentuk semprot hidung maupun peroral;
b) Imunoterapi: Digunakan bila rinitis alergi masuk dalam kategori persisten moderate severe atau pengobatan medika mentosa gagal mengontrol gejala atau menghasilkan efek samping yang tidak dapat dikompromi;
c) Fisioterapi: dengan cara menghangatkan daerah hidung;
d) Pembedahan: bila diperlukan dan terjadi komplikasi.
Namun, yang terpenting adalah menghindari alergen, hidup sehat dengan makan-makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, serta olahraga teratur.
Ada beberapa tips bagaimana menghindari/ mengurangi debu di sekitar kita, yaitu:
*) Hindari ruangan yang sedang dibersihkan, jika terpaksa pakai penutup buat hidung dan mulut;
*) Kamar harus mempunyai ventilasi yang baik dan cahaya matahari dapat masuk;
*) Hindari ruangan yang lembab dan berdebu;
*) Kurangi kelembaban udara dengan menggunakan AC;
*) Jangan lupa untuk membersihkan penyaring udara 1 kali seminggu;
*) Hindari boneka berbulu dan simpan dalam plastik;
*) Hindari kasur dan bantal dari kapuk;
*) Lantai sebaiknya tidak memakai karpet, bersihkan dengan penghisap debu setiap 2 hari sekali;
*) Cucilah bahan alas tempat tidur Anda dengan menggunakan air hangat minimal seminggu sekali;
*) Di kamar tidur jangan terlalu banyak poster/lukisan, rak sepatu, tumpukan buku/majalah/koran;
*) Jangan lupa bersihkan kolong tempat tidur, kursi dan di atas lemari menggunakan lap basah;
*) Supaya debu tidak berterbangan saat dibersihkan, gunakan lap basah atau penghisap debu;
*) Perabotan di ruang keluarga dan di kamar, sebaiknya yang mudah dibersihkan, tidak berukir;
*) Jangan memelihara atau hindari binatang peliharaan;
*) Jangan merokok dan hindari asap rokok.
Jenis obat batuk yang ibu minum, bekerja menekan batuk. Padahal, pada kasus rinitis alergi dengan banyak lendir/dahak harus dikeluarkan tidak boleh ditekan, karena dapat membuat lendir menumpuk dan menjadi mudah terinfeksi kuman. Mengingat gejala yang ibu alami hampir tiap hari, rinitis alergi ibu masuk kategori persisten sedang-berat. Sebaiknya, ibu berobat ke dokter THT untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai keluhan alerginya. Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian tes alergi dan memilihkan terapi yang tepat untuk kasus ibu. Semoga bermanfaat.
Salam sehat. (SB)
dr Selfiyanti Bimantara, SpTHT-KL, MKes
Kolom Dokter Kita diasuh oleh RS.Meilia Cibubur
Kirim pertanyaan Anda ke email : [email protected]