REPUBLIKA.CO.ID, Ibu, saya minta sarannya, kebetulan saya dan suami memiliki seorang anak usia 2 tahun yang cacat secara fisik. Saya sangat sayang pada putra saya tersebut, namun suami saya belum bisa menerima kenyataan ini selama ini dia selalu berkata bahwa saya salah saat mengandung. Padahal hal itu bisa terjadi pada siapa saja. Sampai saat ini suami belum bisa sepenuhnya menerima kondisi anak kami.Bagaimana ya bu? Terima kasih.
Karin (29 tahun)
Jakarta Barat
Jawaban:
Untuk Ibu Karin yang sangat mencintai sang buah hati. Tentu ketegaran Ibu untuk dapat menerima dan menyadari kondisi cacat fisik putra Ibu adalah sebuah hal yang mulia. Dalam hal ini, Ibu tidak perlu khawatir dengan kecacatan putra ibu. Justru ibu harus berbesar hati, bahwa atas kuasa Illahi telah memilih ibu untuk mengasuhnya.
Ibu tentu merupakan orang yang terpilih, karena memiliki kemampuan yang terbaik untuk dapat mendampingi, mengasuh dan membesarkan sang anak penuh kasih sayang dalam keluarga. Tidak semua Ibu bisa melakukan hal tersebut dengan dengan baik. Terimalah Anugerah ini dengan tulus iklas.
Bahwa inilah anugerah sang Kuasa, bahwa titipan sang buah hati ini harus ibu rawat atau rengkuh dengan sepenuh hati. Bukankah ciptaan cacat tubuh lalu berarti tidak bisa berbuat apa-apa? Sesungguhnya sang Illahi pasti memberikan yang terbaik. Ada cacat tubuh PASTI ada kelebihannya yang lain. Terus Ibu lakukan bimbingan bagi putra Ibu untuk diarahkan sesuai keahliannya.
Banyak orang yang bahkan cacat mental saja, bila kita pupuk serta kita bina terus apa yang menjadi kelebihannya akan menjadi lebih memiliki nilai. Sehingga, kita akan sampai pada kesadaran bahwa cacat tubuh bukan merupakan akhir segalanya. BIMBINGLAH & pupuk apa yang dianugerahkan kepada kita dalam rawatan serta naungan yang terbaik. Bersyukurlah akan hal itu.
Sementara untuk suami Ibu perlu juga pengarahan bahwa ini semua adalah ANUGERAH dan anda berdua adalah orang tua PILIHAN. Terimalah anugerah ini. Ibu bisa memperlihatkan kepada suami bahwa orang orang cacat tubuh juga banyak yang Ber-PRESTASI. Percaya bahwa akan ada kuasa Illahi yang selalu memerikan pintu dan jalan yang terbaik.
Perlu waktu untuk sampai pada konsep tersebut, sehingga ada baiknya pula suami diajak ke konseling keluarga profesional untuk mendapatkan wawasan baru. Sehingga dapat pada akhirnya bisa menerima dengan tulus/ lapang serta bahwa ini adalah ANUGERAH terbaik dalam hidup yang harus disyukuri. Di dunia ini kita tidak bisa memiliki apapun. Semuanya hanya TITIPAN untuk itu TERIMALAH dan RAWATLAH dengan baik/ ketulusikhlasan PERCAYA akan BAIK adanya. Demikian semoga bermanfaat untuk ibu Karin, suami dan sang buah hati, salam untuk seluruh keluarga. (An)
Anastasia Sri, Mpsi
Psikolog di RS Meilia Cibubur
Kolom Dokter Kita diasuh oleh RS.Meilia Cibubur
Kirim pertanyaan Anda ke email : kesehatan@rol.republika.co.id