Diasuh oleh Prof dr Zubairi Djoerban
Spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi dan onkologi medik
Assalamualaikum wr wb.
Saya seorang gadis berusia 24 tahun, berencana menikah akhir tahun ini. Namun, ada sesuatu yang masih menjadi ganjalan, yaitu kondisi kesehatan saya. Sejak tiga tahun lalu, saya diketahui sakit SLE (Systemic Lupus Erythemathosus). Waktu itu saya mengalami panas tinggi sekitar tiga minggu disertai dengan sakit pada sendi jari-jari tangan.
Rambut saya juga rontok, timbul sariawan, dan berat badan turun sekitar 6 kg. Setelah menjalani tes darah, dokter menyimpulkan, saya sakit lupus dan diberi obat prednison. Mula-mula, saya diberi 20 tablet prednison sehari, kemudian dokter menurunkannya secara bertahap.
Saat ini saya hanya minum prednison dua tablet, pagi hari selang-seling, sehari minum, sehari tidak. Saya mendengar bahwa penyakit lupus diturunkan dalam keluarga. Namun, saya juga pernah membaca bahwa penyakit lupus terutama disebabkan oleh faktor lingkungan. Pertanyaan saya yang pertama, apakah setelah menikah nanti anak-anak saya juga akan sakit lupus? Kedua, jika tidak, apa sebenarnya penyebab dari penyakit lupus?
Tania-Jakarta
Waalaikumsalam wr wb.
Penyakit Sistemic Lupus Erythemathosus (SLE) atau sering disebut lupus saja adalah penyakit di mana tubuh membentuk antibodi berlebihan, tetapi salah arah, yang kemudian akan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Akibatnya akan timbul gejala-gejala seperti kemerahan pada kulit wajah, nyeri sendi, demam, sariawan, rambut rontok, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Penyebab timbulnya antibodi yang merusak tubuh sendiri itu diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor genetika (keturunan), lingkungan, dan hormonal.
Faktor genetika hanya merupakan salah satu faktor, berdasarkan kenyataan bahwa banyak dari saudara kembar identik yang menderita lupus, juga menderita penyakit yang sama, serta meningkatnya jumlah penderita lupus yang merupakan saudara dari orang dengan lupus (Odapus).
Namun, kenyataan bahwa pada kembar identik pun kemungkinan saudara kembarnya menderita lupus hanya 60 persen membawa pada kesimpulan bahwa ada faktor lain yang dapat menjadi penyebab. Jadi, walaupun seseorang memiliki gen penyebab lupus, harus ada faktor lain yang menyebabkan gen itu bekerja dan menjadi penyakit.
Untuk diketahui, ada lebih dari satu gen yang diduga berkaitan dengan lupus. Faktor yang diduga juga berperan adalah faktor lingkungan yaitu paparan sinar ultraviolet dari sinar matahari, stres, beberapa obat, dan virus.
Beberapa obat yang dapat mencetuskan lupus adalah klorpromazin (antipsikotik/obat penenang), isoniazid (obat TBC), metildopa (anti-hipertensi), hidralazin (diuretik yang sering digunakan dalam pengobatan hipertensi), dan prokainamid (obat jantung). Hormon juga diduga ikut berpengaruh berdasarkan fakta bahwa lupus sering terjadi pada wanita dewasa muda (selama masa reproduksi).
Selain itu, penyakitnya juga sering memburuk selama kehamilan atau setelah melahirkan. Binatang percobaan yang disuntik oleh hormon-hormon wanita (estrogen) juga kemudian menampakkan gejala-gejala seperti lupus. Jadi, dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa anak-anak Mbak Tania nanti, belum tentu akan sakit lupus juga.
Pertama, gen-gen penyebab lupus belum tentu akan dimiliki oleh anak Anda. Kedua, jika seseorang memiliki gen yang berkaitan dengan lupus, belum tentu kemudian akan menderita lupus karena masih dibutuhkan beberapa faktor lingkungan dan faktor lain yang mempengaruhi munculnya gejala lupus.
Kalaupun sakit lupus, bukankah Mbak Tania sendiri, kondisinya saat ini baik sekali, bisa bekerja normal dan akan menikah. Maksud saya, sebagian besar Odapus dapat dikontrol dengan baik, asal minum obat dan kontrol dokter teratur.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir serta tetap meneruskan pengobatan serta teratur kontrol ke dokter. Akhirnya, walaupun masih beberapa bulan lagi, saya ingin mengucapkan,''Selamat menempuh hidup baru!''