REPUBLIKA.CO.ID, Rokok elektronik makin digemari. Kabarnya, rokok ini lebih aman dan bisa membantu mereka para perokok meringankan taraf kecanduannya. Rokok jenis ini juga diklaim lebih sehat daripada merokok gaya konvensional.
Tapi tidak ternyata bagi seorang Dokter Spesialis Paru. Sudarto, Dokter dari Siloam Hospital Jambi ini mengatakan bahwa rokok elektrik hanyalah bentuk modern dari rokok bakar. Bahaya yang dikandung, kata dia, sebenarnya tidak jauh berbeda.
Rokok elektronik sendiri adalah alat berbentuk rokok dengan tenaga baterai. Alat ini memang dipasarkan sebagai alat bantu untuk mengurangi kecanduan rokok. Ia dirancang untuk menghasilkan nikotin tanpa membakar tembakau.
Dengan alat ini, pengguna hanya akan menghisap saripati nikotin cair. Meski begitu, sensasi merokok akan tetap dirasakan oleh penggunanya. Dalam prosesnya, nikotin cair dipanaskan dengan baterai. Kemudian itu dilarutkan dengan senyawa tertentu. Hasil pembakarannya sediri berupa uap alih-alih asap.
Namun, fungsinya yang membantu untuk mengurangi kecanduan rokok itu hanya awalnya. Lama kelamaan penggunanya menjadi tidak terkontrol. “Itu jadi cuma untuk gaya-gayaan akhirnya,” kata Sudarto.
Dari segi penggunaan, dengan adanya kandungan nikotin di dalamnya, seharusnya penggunaan rokok disertai kontrol yang jelas. Seseorang yang ingin berhenti merokok biasanya akan mengurangi nikotin secara berkala. Nyatanya, rokok elektronik sering kali disalahgunakan. Kini rokok elektronik digunakan secara bebas. “Seharunya ada penurunan dosis perlahan, tapi ini bisa jadi malah terus bertambah tanpa standar,” papar Sudarto.