REPUBLIKA.CO.ID, Mari kita lihat kartu kredit dari dua sisi, yaitu sisi pertama sisi si penerbit kartu kredit tersebut yakni bank, baik sebagai the processor/network, issuer maupun acquirer. Dari sisi bank, si kreditor yang disukai adalah orang yang membayar fasilitas kartu kredit untuk belanja barang atau berutang.
Dari sini, bank akan mendapatkan keuntungan antara lain : annual fee/biaya tahunan (biasanya antara Rp 100-300 ribu, bahkan ada yang menawarkan 2 tahun pertama Rp 0), bunga kredit karena membayar minimum payment sebesar 2,9-4 persen per bulan (34,8-48 persen per tahun bandingkan dengan bunga deposito yang di bawah 10 persen), biaya keterlambatan (late charge), biaya over limit, biaya penerbitan kartu baru, biaya materai.
Yang lainnya biaya cash advance (penarikan tunai) 6 persen dari jumlah pengambilan dan bunga cash advance 4 persen per bulan, biaya pelampauan batas kredit 6 persen dari jumlah over limit, biaya naik limit, biaya copy sales draft atau billing statement, biaya pembayaran melalui cabang dll.
Dari sisi bank, yang tidak disukai adalah orang yang menambah uang kas/sakunya dari kartu kredit. Ini biasanya mereka yang melakukan cash advance tetapi tidak sanggup membayar tagihan serta sering berurusan dengan debt collector.
Dengan menyewa jasa debt collector, maka merupakan biaya bagi bank. Jadi kelompok ini sangat tidak disukai bank.
Sekarang mari kita bahas dari sisi kreditor/pemegang kartu kredit, yakni kita sendiri kreditor yang memanfaatkan kartu kredit secara optimal.
Artinya mereka adalah orang-orang yang membayar langsung tagihan kartu kredit 2-6 pekan setelah menggesek kartunya. Otomatis ini dapat menghindari bunga bank. Bank hanya dapat dari annual fee dan merchant fee saja serta Acquirer jika punya alatnya.
Tinggal pertanyaannya, apakah si pengguna bijak kartu kredit tersebut, memang sangat membutuhkan barang tersebut dan mesti membelinya sekarang dan apakah harganya harus sebesar itu serta apakah kita mampu membayarnya?
Jika iya, maka menggesek kartu kredit adalah langkah bijak. Jika tidak, Anda harus menimbang ulang untuk menggunakan kartu kredit, dan solusinya cukup pakai kartu debit saja.
Serta yang tidak kalah pentingnya, ada tiga hal yang perlu Anda waspadai ketika memiliki kartu kredit :
1.Kemudahan pembayaran kartu kredit dan berbagai fasilitasnya mendorong konsumen menjadi lebih konsumtif. Jadikan kartu kredit, sebagai suatu kondisi produktif.
2.Kartu kredit menumbuhkan budaya berutang
Jika kita sudah memiliki kartu kredit, biasakan untuk disiplin dalam membayar tagihan dan pengelolaan uang keluar dan uang masuk.
3.Bunga kartu kredit dapat menjadi ‘ular’ yang membelit apabila tidak bisa melunasi tagihan.
Segera selesaikan tagihan, begitu Anda menggesek kartu kredit.