Rabu 18 Sep 2013 12:37 WIB

Kelola Keuangan Dalam Bisnis (2)

Memulai bisnis sendiri/ilustrasi
Foto: womenintheblack.com.au
Memulai bisnis sendiri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamu’alaikum Mas Hari, bagaimana mengelola keuangan di bisnis yang baru digeluti? Terima kasih atas nasihatnya.

 

Gilang

Ungaran

 

Jawaban WF 19

Wa’alaikum salam Wr Wb

Senang menerima pertanyaan dari Mas Gilang.

 

Sebuah bisnis atau usaha akan bisa jalan, ketika menginvestasikan keuntungan bersihnya dalam bidang fisik dan non fisik.  Fisik bisa berupa gedung, tanah, alat/mesin dll.  Sementara non fisik adalah pengembangan sumber daya manusia.

Jika kita pecah 30% Properti ini menjadi :  

10% Pendidikan.  

Baik untuk Anda sebagai Owner atau eksekutif dari usaha/bisnis tersebut, ataukah karyawan atau mitra kerja Anda. Intinya menyesuaikan dengan kondisi bisnis dan perkembangan zaman.  Pendidikan disini berarti sebuah keahlian yang bisa mengantarkan Anda ke jenjang expert/master.

20% Membayar pinjaman untuk membeli aset fisik, misalnya gedung atau gudang dll.  Maksimal untuk Anda boleh berhutang produktif adalah 20% dari keuntungan bersih.

30% Aset, ini bermakna, walau Anda adalah pemilik usaha atau bisnis tersebut, ketika Anda menjadi penanggung jawab pelaksana, lazim disebut CEO/Presiden Direktur, maka Anda adalah orang yang di gaji oleh usaha/bisnis Anda. 30% ini dialokasikan untuk gaji pengusaha atau pemilik.  Jika Anda baru memulai usaha/bisnis, gaji ini bisa menyesuaikan dengan keuntungan, maksimal 30%.  Jika ingin lebih besar, maka skala bisnis harus diperbesar. 

 

2. Investasikan ulang pada bisnis Anda

Bisnis yang terbaik adalah bisnis yang dimulai dari NOL, sehingga Anda tahu masalah yang mendasar hingga tahu penyelesaiannya.  Setelah itu barulah menciptakan sistem yang bekerja untuk Anda.

Kesalahan pada pebisnis pemula (0-5 tahun) adalah ketika mendapatkan keuntungan secara signifikan, mulai melirik ke bisnis atau usaha lain entah  masih berhubungan atau tidak.  Padahal yang terbaik adalah menginvestasikan ulang pada bisnis Anda yang sudah berjalan.

 

3. Investasikan pada properti

Setelah punya banyak keuntungan, pebisnis pemula jarang menginvestasikan hasil usahanya dari leher ke atas (maksudnya memperbanyak pengetahuan, keterampilan dan pengalaman) dari bisnis yang digeluti. Kebanyakan langsung gaya hidup berubah, tanpa menambah makna atau kebijaksanaan bisnis dan hidup

Untuk itulah investasi properti di bagi menjadi 2, yakni Intelektual properti dan Real estat properti.  Intelektual properti yang sangat signifikan adalah buku tentang diri dan usaha Anda.  Selain meningkatkan personal branding, juga turut mendongkrak usaha Anda. Dan Anda dikenal master/ahli dalam bidang usaha/bisnis yang Anda geluti.  

 

4. Biarkan aset Anda yang membeli keinginan

Setelah kebutuhan (Need) Anda terpenuhi, barulah keinginan (Want) Anda diwujudkan.  Jika Aset adalah apa yang masuk ke kantong atau dompet Anda, maka Liabilities adalah apa yang keluar dari kantong atau dompet Anda.

Hiduplah dengan wealth style (gaya yang sejahtera), bukan life style (gaya hidup). Walau Anda mampu, tidak berarti Anda seenaknya menghambur-hamburkan uang yang sudah Anda dapatkan dengan susah payah.

Jadikan aset Anda lebih besar dari liabilities Anda, sehingga gaya hidup Anda, selalu lebih kecil dari aset Anda. Serta biarkan aset Anda membeli kemewahan untuk berbagi pada sesama, karena sebenarnya harta Anda hanya titipan dari Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

Selamat mengelola keuangan bisnis baru Anda! 

 

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement