Senin 09 Jun 2014 16:00 WIB

Gelar Kedua Masha di Paris

Red:

PARIS -Wajah Maria Sharapova mendongak ke atas. Matanya mengantisipasi laju bola backhand pengembalian petenis Rumania Simona Halep yang melaju ke arahnya. Hanya sepersekian detik setelah bola dipastikan jatuh di luas garis permainan, Sharapova pun menjatuhkan badannya.

Air mata bahagia membasahi wajah Masha, panggilan Sharapova, yang sudah basah oleh keringat. Betapa tidak, ia dipastikan menjadi juara tunggal putri Prancis Terbuka edisi 2014 setelah mengalahkan Halep 6-4, 6-7(5), 6-4 di lapangan tanah liat Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Sabtu (7/6). 

Masha harus bersusah payah mengatasi perlawanan Halep yang sebelum final berlangsung sudah dipastikan naik ke peringkat ketiga Asosiasi Tenis Putri (WTA) Senin (9/6) ini. Halep yang baru sekali menembus final pada turnamen grand slam ini benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai pemain paling berkembang WTA tahun 2013. Petenis berusia 22 tahun itu memaksa Masha terus mengucurkan keringatnya selama tiga jam dua menit di atas lapangan. Selama 13 tahun, turnamen Prancis Terbuka belum pernah merasakan final putri sepanjang tiga set. Sharapova yang menjadi unggulan ketujuh dan Halep sebagai unggulan keempat benar-benar memberikan tontonan yang menarik untuk penggemar tenis.

Sharapova yang sebelumnya sudah merasakan delapan final grand slam tenis itu sempat bermain ceroboh dengan melakukan 12 kali double fault. Namun, dengan semangat pantang menyerah, Sharapova berhasil menutup perlawanan Halep. Petenis berusia 27 tahun itu pun berhak untuk merengkuh kembali piala Suzanne Lenglen yang sebelumnya pernah ia dapatkan pada 2012.

“Ini adalah final grand slam terberat yang pernah saya alami dan saya menghormati Simona (Halep) yang bermain luar biasa hari ini,” kata Sharapova seperti dikutip Reuters, Ahad (8/6). Ia mengaku tak percaya dapat juara di Roland Garros kembali. Ia bahkan tak sanggup mengatakan apa pun mengenai perasaannya karena masih larut dalam kegembiraan.

“Tidak semua lahir bisa bermain di lapangan tanah liat tanpa berusaha keras. Tidak, kecuali kamu, Rafael Nadal. Saya harap saya bisa menyimpan piala ini atau mungkin saya harus mencurinya,” kata Sharapova seperti dikutip Reuters. Ia mengaku tidak menginginkan apa-apa selain piala juara yang tahun lalu dimiliki Serena Williams. Ia bahkan tak sempat menikmati waktunya di Paris karena begitu mendambakan piala itu. Masha beruntung karena Serena, lawan terberatnya, gugur lebih cepat pada turnamen ini.

Sedangkan, Halep merasa begitu sedih karena harus kalah pada final pertamanya itu. Akan tetapi, dia cepat menghibur diri. “Ya, saya sempat menangis. Namun, saya sadar ini baru final pertama dan saya harus tersenyum karena telah berbuat yang terbaik di lapangan,” kata Halep.

Halep pun berhak atas hadiah 825 ribu euro (Rp 13,2 miliar). Sedangkan, untuk sang juara, Sharapova akan meraih hadiah dua kali lipat lebih besar.

Sharapova akhirnya berhasil menjadi juara turnamen tenis grand slam lima kali. Pertama kali ia menjadi juara adalah pada 2004 di lapangan rumput Wimbledon. Kemudia ia terus mencuri perhatian dunia dengan menjadi juara AS Terbuka pada 2006. Dua tahun berselang, ia menjadi juara di ajang Australia Terbuka. Lalu pada 2012, ia sukses menaklukkan petenis Italia, Sara Errani, di lapangan tanah liat ajang Prancis Terbuka. Berkat gelar juara ini, Masha akan naik dari posisi delapan ke peringkat kelima WTA menyalip Jelena Jankovic, Petra Kvitova, dan Victoria Azarenka. rep:c71 ed: israr itah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement