Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB

Tricolor Gigit Jari

Red:

BRASILIA -- Nasib sial ternyata masih menghinggapi timnas Ekuador kala melakoni laga pembuka Grup E melawan Swiss, Ahad (15/6). Tim berjuluk La Tricolor ini harus menyerah dengan skor tipis 1-2. Hasil ini semakin memperpanjang rekor mereka sebagai negara dengan julukan 'Jago Kandang'.

Sebutan ini memang tidak sembarang tertancap bagi Ekuador. Sejak melakukan kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Selatan, Ekuador belum mampu menang ketika bermain di luar kandangnya, Stadion Olimpico Atahualpa. Dari lima laga tandang, Ekuador menuai tiga kekalahan dan dua hasil imbang, serta hanya mampu mencetak satu gol.

Begitu juga ketika skuat Reinaldo Rueda ini menjalani laga persahabatan. Empat kali melakukan pertandingan di luar kandang, Ekuador memperoleh dua hasil imbang dan satu kali kalah. Ekuador hanya menang sekali melawan Australia dengan skor 4-3 di London.

Terlepas dari itu, Rueda menyesali hasil akhir yang diperoleh. Ini dikarenakan sepanjang pertandingan Ekuador dinilai lebih banyak melakukan serangan dan membuat peluang ketimbang Swiss. Buktinya, pada babak pertama Ekuador berhasil unggul 1-0 lewat gol Enner Valencia.

Sayang memasuki babak kedua, skuat Rueda mulai kehilangan konsentrasi dan terlalu bernafsu meraih kemenangan.  Hal ini berbuah pada permainan yang mulai tidak terorganisasi dan akhirnya mereka harus mengakui keunggulan Swiss 1-2.

"Kami mulai kehilangan permainan terorganisir yang menjadi salah satu karakteristik  permainan Ekuador di akhir pertandingan. Kami harus mengakui salah dalam cara meluapkan emosi," kata Rueda dikutip dari SkySports, Senin (16/6).

"Seperti inilah sepak bola. Terkadang hasil yang telah pasti serta kita inginkan dapat berubah dan menjadi sesuatu yang tidak kita inginkan," lanjut Rueda.

Namun, Rueda tetap menyampaikan dirinya mengaku senang dengan penampikan anak-anak asuhnya. Rueda pun telah siap untuk menghadapi mantan skuatnya di Piala Dunia 2010, Honduras, Sabtu (21/6) pagi WIB.

Sementara itu, pelatih Swiss Ottmar Hitzfield tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya seusai mengalahkan Ekuador. Gol telat Haris Saferovic menjelang pertandingan usai membuat ia merasa lepas dari beban yang dirasakannya sepanjang laga.

"Ini seperti mimpi. Di akhir pertandingan kami mampu membalikkan kedudukan. Kemenangan ini sangat penting bagi moral para pemain di pertandingan selanjutnya," ujar Hitzfield seperti dilansir Skysports, Senin.

Pelatih berusia 65 tahun ini mengaku kemenangan dramatis yang diraih timnya telah memberikan kekuatan lebih dalam menghadapi dua laga sisa. Namun, ia mengingatkan kepada anak-anak asuhnya agar tidak lengah seperti Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Swiss mampu meraih kemenangan atas Spanyol di laga pembuka empat tahun lalu. Namun, di laga selanjutnya mereka seolah kehilangan kekuatannya sehingga hanya meraih hasil imbang dan mengalami kekalahan pada dua laga tersisa. Swiss pun akhirnya harus puas menempati posisi ketiga dan tersingkir dari penyisihan grup seusai kalah bersaing dengan Cile dan Spanyol.

"Kami tidak ingin hal itu terulang dan akan tetap fokus menghadapi pertandingan selanjutnya," katanya.

Hitzfield memberikan apresiasi atas penampilan yang dipertunjukkan para pemain mudanya. "Saya melakukan revolusi di tubuh timnas sejak 2011 ketika saya memutuskan untuk melibatkan sejumlah pemain muda guna memperkuat tim," ujarnya pada Independent

Terbukti, Swiss memang mampu bermain apik dengan para pemain mudanya. Seferovic, pemain muda yang masuk sebagai pengganti mampu menciptakan gol penentu bagi Swiss. Bahkan, pemain muda lainnya, Xherdan Shaqiri, berhasil menyabet gelar man of the match pilihan FIFA.

Sang bintang, Shaqiri, juga tidak mampu berkata-kata atas kemenangan yang diraih timnya. Ia sangat bahagia dan berharap penampilan Swiss akan semakin bertambah solid. "Kami sempat tertinggal, tapi akhirnya berbalik unggul. Kami bermain baik saat menyerang dan bertahan. Ini sangat fantastis," ujarnya

Susunan pemain:

Swiss : Benaglio, Lichtsteiner, Von Bergen, Rodriguez, Djorou, Inler, Xhaka, Stocker (Mehmedi '46), Shaqiri, Behrami, Drmic (Seferovic'75).

Ekuador : Dominguez, Ayovi, Guagua, Erazo, Paredes, Noboa, Gruezo, A. Valencia, Montero (77 Rojas), Caicedo (Arroyo), E. Valencia.

rep:c56/c79 ed: fernan rahadi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement