JAKARTA -- Indonesia gagal meraih gelar dalam turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014. Harapan satu-satunya Indonesia di partai final, yakni pasangan ganda putra andalan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, gagal mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeong-seong pada partai puncak yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (22/6) petang.
Pada awal pertandingan, terjadi saling mencuri poin antara kedua pasangan. Hingga pada poin 7-7, Hendra/Ahsan mengungguli perolehan poin pada paruh gim pertama dengan 11-9. Namun, keadaan berbalik saat posisi 13-11 dengan keunggulan Hendra/Ahsan.
Saat servis berada di tangan pasangan Korea, Lee Yong-dae tiba-tiba meminta izin untuk menyeka keringat dan wasit mengizinkannya. Permintaan izin yang tiba-tiba itu sukses memecah konsentrasi Hendra/Ahsan mengingat Lee sudah akan siap-siap memberikan pukulan servis dan Hendra/Ahsan juga sudah siap untuk menerima pukulan servis Lee.
Servis di tangan Lee akhirnya mampu meraih tujuh poin berturut-turut dan membuat kedudukan berbalik menjadi keunggulan Lee/Yoo, 17-13. Hendra/Ahsan sempat meraih dua poin, tetapi Lee/Yoo sudah menutup kemenangan di gim pertama dengan 15-21.
Pada gim kedua, pasangan Indonesia masih belum kembali fokus. Enam kali pukulan servis Lee gagal dikembalikan dengan baik. Pasangan Korea unggul 0-6 di awal gim kedua. Perolehan poin Lee/Yoo semakin jauh dan unggul 5-11 pada paruh gim kedua.
Hendra/Ahsan sempat memperkecil ketertinggalan poin dari 7-14, 12-17, hingga 14-20. Akan tetapi, mereka akhirnya harus menyerah dengan kedudkan 17-21.
Dengan kekalahan dalam permainan selama 40 menit ini, Hendra/Ahsan gagal mempertahankan gelar juara yang diraih pada Indonesia Open 2013 lalu. Selain itu, kekalahan ini juga semakin memperburuk rekor pertemuan Hendra/Ahsan dengan Lee/Yoo menjadi 1-5. Kekalahan terakhir kali yang diterima Hendra/Ahsan adalah pada babak final turnamen Jepang Open Super Series 2014 pekan lalu.
Hendra mengakui, kekalahannya ini karena pertahanannya yang buruk. "Pertahanan kita juga jelek karena memang waktunya kurang untuk latihan dari Thomas Cup kemudian Jepang Open dan di Indonesia Open ini," kata Hendra dalam jumpa pers seusai pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, Ahad.
Hendra menambahkan, meskipun ia dan Ahsan sudah lima kali bertemu dengan Lee/Yoo, mereka selalu kesulitan menembus pertahanan pasangan Korea itu. Sebaliknya, pertahanannya dan Ahsan justru mudah ditembus Lee/Yoo. Hal ini, lanjutnya, terjadi saat di pertengahan gim kedua.
Ia menuturkan, pasangan Korea itu sejak awal pertandingan lebih banyak bertahan daripada menyerang. Namun, ketika berbalik menyerang, ia dan Ahsan malah tidak dapat melakukan pertahanan dengan baik. Menurutnya, faktor itulah yang menyebabkan kekalahan mereka dalam pertandingan.
Sementara itu, Ahsan berdalih sedang memiliki masalah kondisi kesehatan sehingga staminanya terkuras pada partai final. "Kita dengan kondisi fit saja sudah susah untuk mengalahkan mereka, apalagi dengan kondisi begini," kata Ahsan.
Atas kemenangannya, Lee Yong-Dae/Yoo Yeong-seong mencatatkan diri sebagai juara Indonesia Open untuk pertama kalinya. Lee Yong-dae memang sudah dua kali menjadi juara Indonesia Open pada 2009 dan 2012, tetapi dengan pasangan yang berbeda, yaitu Jung Jae Sung.
Sementara itu, partai final ganda putri yang mempertemukan sesama pasangan Cina atau all Chinese final antara unggulan delapan Tian Qing/Zhao Yunlei pada akhirnya tidak dimainkan. Panitia Indonesia Open menyatakan pertandingan tersebut tidak dimainkan dengan alasan Ma Jin cedera. Akibatnya, Tian Qing/Zhao Yunlei dinyatakan menang walk out.
Di final tunggal putri, Li Xuerui mempertahankan predikat juara setelah mengalahkan wakil Thailand, Ratchanok Intanon, dengan skor 21-13, 21-13. Unggulan pertama kejuaraan dengan total hadiah 750 dolar AS itu meraih prestasi tertinggi dengan mudah karena selalu mendominasi jalannya pertandingan meski sempat tertinggal cukup jauh di gim kedua.
Pada nomor ganda campuran, pasangan unggulan empat dari Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, berhasil menjadi juara setelah mengalahkan pasangan ganda campuran unggulan tiga dari Cina, Xu Chen/Ma Jin. Gelar juara Indonesia Open ini merupakan pertama kalinya bagi Fischer/Pedersen.
Adapun pada nomor tunggal putra, pemain eksentrik Jan O Jorgensen mampu menekuk wakil Jepang, Kenichi Tago, dua set langsung dengan skor 21-18 dan 21-18. Kemenangan Jorgensen menjadikannya sebagai pebulu tangkis tunggal putra Denmark pertama yang mampu memenangkan Indonesia Open. Sebelumnya, gelar juara selalu didominasi Indonesia, Malaysia, dan Cina.
rep:bilal ramadhan ed: fernan rahadi
***
Daftar juara BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014:
1. Tunggal Putri : Li Xuerui (Cina)
2. Tunggal Putra : Jan O Jorgensen (Denmark)
3. Ganda Putra : Lee Yong-dae/Yoon Yeon-seong (Korea Selatan)
4. Ganda Putri : Tian Qing/Zhao Yunlei (Cina)
5. Ganda Campuran : Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)