Upaya keras otoritas sepak bola Vietnam memerangi praktik suap di lapangan hijau tak membuat para mafia judi jera. Vietnam kembali digegerkan oleh kasus suap yang melibatkan para pemain sepak bola di kompetisi lokal.
Enam pemain klub Dong Nai resmi ditangkap setelah laga Dong Nai kontra Than Quang Ninh yang berkesudahan dengan skor 3-5. Keenam pemain tersebut telah diinvestigasi pihak berwajib dan ditetapkan menjadi tersangka. Menurut media-media di Vietnam, keenam pemain tersebut sebenarnya sudah lama menjadi incaran pihak aparat karena telah terlibat dalam pengaturan skor rumah judi online.
"Sekelompok pemain telah melakukan perilaku yang patut dipertanyakan mengenai judi online dan agen investigasi telah memberi tahu VPF (federasi pesepak bola Vietnam) untuk mengoordinasi investigasi dan menangani kejadian tersebut," ujar Direktur Umum VPF Pham Ngoc Vien, seperti dilansir Goal, Senin (21/7).
Kecurigaan pengaturan skor pada laga tersebut berawal ketika Dong Nai sempat unggul terlebih dahulu lewat titik putih pada menit ke-12. Namun setelahnya, gawang Dong Nai diberondong lima gol sebelum akhirnya kembali mencetak dua gol.
Kasus ini sejatinya bukanlah hal baru di di negara yang akan menjadi tuan rumah Piala AFF 2014, Piala AFF U-19, dan Piala Futsal Asia 2014 tersebut. Pada April lalu, sebelas pemain Vissai Ninh Binh yang bermain di AFC Cup mengaku telah bersekongkol dengan rumah judi saat partai kontra klub asal Malaysia, Kelantan. Vissai Ninh Binh yang saat ini berada di papan tengah V-League tersebut mampu menjadi juara Grup G di atas Yangoon United, South China, dan Kelantan FC.
"Saya bersedia mengorbankan tim demi tuntasnya masalah ini," ujar Presiden Klub Vissai Ninh Binh, Hoang Manh Thruong, seperti dilansir Tuoitrenews.
Hoang Manh menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah berkompromi sedikit pun dengan skandal suap di dalam timnya. Bahkan, langkah berani diambil oleh dirinya dengan menghentikan aktivitas klubnya demi memfokuskan diri menghadapi skandal yang membuat sembilan pemainnya ditahan kepolisian. Kesembilan pemain Vissai Ninh Binh itu diduga telah melakukan pengaturan skor di V-League dan Piala AFC dengan menerima uang suap sebesar VND 800 juta atau Rp 436 juta.
Tiga laga yang dicurigai telah diatur adalah saat Vissai dikalahkan Quang Ninh, 1-3, dan Binh Duong, 2-5, di V-League. Sedangkan, satu laga lagi saat bersua wakil Malaysia, Kelantan. "Saya hanya bisa tertegun melihat ini. Jika tim ini dibubarkan karena sikap negatif pemain, saya rasa terlalu jauh," kata Nguyen Van Sy, arsitek Vissai.
Apabila terbukti telah melakukan tindakan tidak sportif tersebut, Vissai akan diturunkan ke Divisi III Liga Vietnam dan membayar VND 100 juta atau sekitar Rp 54 juta. Deretan kasus seperti ini semakin menambah panjang daftar buruk Vietnam. Sebelumnya, dua pemain timnas Vietnam, Pham Van Quyen dan Le Quoc, ditangkap polisi setelah SEA Games 2005 karena terbukti "main sabun".
Maraknya aksi pengaturan skor membuat kredibilitas Vietnam yang akan bertindak sebagai tuan rumah Piala AFF 2014 dipertanyakan. Siapkah Vietnam mengantisipasi mafia judi? rep:c84 ed: israr itah