LVIV -- Petinggi klub Shakhtar Donetsk memenuhi janjinya untuk memberikan rasa aman kepada para pemainnya. Shakhtar memutuskan untuk memainkan laga kandang Liga Ukraina di Kota Lviv dan Liga Champions di Kiev karena terkena dampak langsung konflik militer dengan pemberontak pro-Rusia.
Klub yang berdiri sejak 1936 tersebut tengah mengalami kondisi yang tidak mengenakan akibat konflik tersebut. Setelah ditinggal kabur enam pemainnya, kali ini klub berjuluk Kroty itu terpaksa harus mengungsi dari Donbass Arena yang dipandang tak lagi aman untuk menggelar pertandingan. Sebab, Kota Donetsk merupakan basis kekuatan separatis pro-Rusia.
Skuat asuhan Mircea Lucescu memilih Kota Lviv sebagai pilihan untuk melakoni sejumlah pertandingan level domestik maupun Eropa. Shakhtar Donetsk akan berlaga di Lviv Arena yang pernah menjadi tuan rumah kala Piala Eropa 2012 lalu hingga waktu yang belum ditentukan. Keberadaan mereka di Kota Lviv yang berada di Ukraina Barat tentu merupakan sebuah kerugian besar. Berkurangnya dukungan dari para suporter sedikit banyak akan memengaruhi performa tim.
"Jujur saja, tidak ada dukungan seperti yang biasa kami dapatkan saat berlaga di Donbass Arena. Namun, saya pikir kami bisa memperbaikinya pada masa yang akan datang. Maksud saya Lviv, pada khususnya. Karena, kami berencana untuk memainkan pertandingan-pertandingan domestik dan Liga Champions kami di sini," ujar Presiden Shakhtar Sergei Palkin, dilansir Reuters.
Meski tengah dililit berbagai persoalan, Shakhtar yang tampil tanpa lima pemain Brasil dan satu pemain Argentina tetap mampu menunjukkan kualitas mereka kala menggulung Dynamo Kiev dua gol tanpa balas di Piala Super Ukraina di Lviv pada Selasa (22/7). Kemenangan ini disambut gembira oleh sang pelatih Mircea Lucescu. Menurut pelatih kelahiran Bucharest, Rumania, tersebut dia sangat senang dengan kemenangan yang diraih timnya meski tengah dilanda berbagai masalah.
Selain itu, mantan pelatih Inter Milan itu menegaskan bahwa motivasi serta ambisi tinggi yang dimiliki timnya menjadi kunci dari kemenangan dalam laga tersebut. Meski menang, Lucescu tak lantas jemawa. Dia bahkan tak segan memuji lawannya yang dinilainya bermain sama baiknya, tapi kesabaran dan ketenangan timnya menjadi pembeda dalam kemenangan tersebut. Pelatih yang pernah membela Dinamo Bucuresti selama bermain itu juga mengaku senang dengan suasana yang terjadi di Lviv.
Meski tengah diliputi kebahagiaan, Lucescu dipastikan selalu memikirkan bagaimana masa depan keenam pemainnya yang belum kembali ke Ukraina. Namun, alih-alih menyalahkan keenam anak asuhnya tersebut, mantan pelatih Galatasaray itu menuduh agen ternama, Kia Joorabchian, yang menurutnya sebagai aktor utama di balik kaburnya keenam pemainnya ke Lyon, Prancis, pada Senin (21/7) lalu. "Hal ini diperlukan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi. Ini adalah pekerjaan agen mereka. Beberapa jam sebelum pertandingan (melawan Lyon), Joorabchian muncul. Dan, setelah pertandingan, dia membawa para pemain kami pergi," ungkap Lucescu, dilansir ESPN.
"Dia membawa para pemain berbakat kami, seperti Douglas Costa, Fred, dan Alex Teixeira. Pemain lain mungkin tidak begitu penting. Dia juga berusaha membawa Luiz Adriano, Ilsinho, dan Taison. Namun, mereka menolak. Facundo Ferreyre memiliki agen lain. Tetapi, Joorabchian juga memanfaatkan situasi itu," paparnya. n c84 ed: irar itah