Selasa 30 Dec 2014 13:00 WIB

April, Bursa Saudi Dibuka untuk Investor Asing

Red:

RIYADH -- Arab Saudi berencana membuka pasar sahamnya senilai 509 miliar dolar AS bagi investor asing pada April tahun depan. Otoritas Pasar Modal (CMA) pun telah menyampaikan jadwal pembukaan itu kepada broker (pialang) dan manajer investasi di London, bulan lalu. 

Seperti dikutip Bloomberg, Senin (29/12), tiga sumber yang mengikuti pertemuan tersebut membenarkan rencana Saudi. Pertemuan tidak dibuka secara umum karena sifatnya private atau pribadi.

Menurut sumber tersebut, Arab Saudi tidak berencana untuk melakukan perubahan drastis pada rancangan aturan pasar modal yang diterbitkan Agustus tahun lalu. Aturan tersebut di dalamnya termasuk pembatasan kepemilikan saham asing. 

Rencana negara pengekspor minyak terbesar di dunia ini membuka pasar modal kepada investor asing telah diumumkan pada Juli lalu. Saat itu mereka mengatakan akan menjalankan rencana tersebut pada pertengahan semester pertama 2015.

Juru bicara CMA, Ahad pekan lalu, mengatakan, otoritas setempat terus berharap agar pasar modal terbuka bagi investor asing pada semester pertama tahun depan. Kendati begitu, CMA tidak menetapkan tanggal tertentu.

Pembukaan pasar modal untuk investor asing di Saudi ini akan menjadi yang pertama. Selama ini bursa di Saudi hanya tersedia untuk investor domestik.

Keinginan Saudi ini tak terlepas dari upaya mengejar target belanja negara di kawasan Timur Tengah ini sebesar 130 miliar dolar AS. Dana segar dibutuhkan Saudi untuk mendorong sektor industri nonenergi. 

Schroders Plc, perusahaan manajer investasi yang berbasis di Inggris, Juli lalu mengatakan, Saudi kemungkinan akan memasuki indeks MSCI pada 2017. Saudi digolongkan ke dalam kategori pasar negara berkembang yang mampu mengikat dana tunai hingga 40 miliar dolar AS.

Dalam rancangan regulasi Agustus lalu, manajer investor asing yang memenuhi syarat untuk ikut bursa Saudi adalah yang memiliki aset dana kelolaan minimal 18,75 miliar riyal (5 miliar dolar AS) dan memiliki pengalaman dalam bisnis ini sedikitnya lima tahun. Namun, otoritas bursa mengatakan, kemungkinan syarat minimal dana kelolaan akan dikurangi menjadi 11,25 miliar riyal.

Berdasarkan rancangan tersebut, regulator yang berbasis di Riyadh membatasi kepemilikan saham individu investor asing yang memenuhi syarat (QFI) pada satu perusahaan sebesar lima persen. Adapun batas tertinggi untuk investor kolektif yang memenuhi syarat yaitu sebesar 20 persen.

"Proporsi maksimal saham yang dilepas di lantai bursa yang boleh dimiliki investor asing semua kategori (residen atau nonresiden) yakni sebesar 49 persen, termasuk saham dari hasil penukaran," ujar CMA.

Bursa Efek Saudi merupakan pasar ekuitas terbesar di Timur Tengah. Investor dari luar Dewan Kerja Sama Teluk yang terdiri dari enam negara tidak diperbolehkan membeli saham secara langsung. Pada 2008, Raja Saudi mulai mengizinkan investor asing mengakses pasar saham di Saudi, tetapi tidak secara langsung, melainkan lewat pertukaran ekuitas.

Seperti dikutip the Wall Street Journal, investor asing sudah tidak sabar untuk bisa mengakses pasar bursa di Saudi. Apalagi setelah dua negara tetangga mereka, Qatar dan Uni Emirat Arab, memasuki indeks MSCI Inc pada Mei. 

Sejumlah investor berpendapat, bursa Saudi akan jauh lebih bernilai dibanding negara emerging market lainnya di kawasan tersebut, yakni Mesir, Qatar, dan UEA, bahkan jika ketiga negara itu disatukan. Menurut data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (29/12), bursa Saudi Tadawul dibuka pada level 8.856,48. Transaksi kemudian menguat 55,32 poin ke level 8.911.7.

n ani nursalikha ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement