Madridista di seluruh dunia mungkin sedang berbahagia seusai penunjukan legenda Real Madrid, Zinedine Zidane, sebagai pelatih pengganti Rafael Benitez. Walau sudah pensiun sebagai pemain sejak 2006 lalu, tak dapat dimungkiri sosok legenda berkebangsaan Prancis itu masih dicintai oleh pendukung setia si putih.
Bagaimana tidak? Zidane yang didatangkan El Real dari Juventus pada pada 2001 silam mampu menjadi aktor kesuksesan Madrid pada era Los Galacticos jilid satu. Salah satu bukti nyata adalah peran Zidane untuk membawa El Merengeus juara Liga Champions pada 2002.
Selain cerdas dalam permain di lapangan, pria keturunan Aljazair itu juga konsisten menjadi sosok teladan bagi semua pesepak bola. Zidane dianggap sebagai seorang pemimpin sejati bagi Madrid dan juga di Les Blues Prancis.
Kini, Zidane hadir kembali di setiap Madrid berlaga di semua ajang yang diikuti, yaitu La Liga dan Liga Champions. Tak lagi sebagai pemain, tapi sebagai perancang strategi yang akan diperagakan Los Blancos pasca ditinggalkan Benitez.
Saat melakukan konferensi pers pertamanya seusai diperkenalkan secara resmi oleh Presiden klub Florentino Perez, Zidane membocorkan beberapa rencananya untuk Madrid. Di antaranya adalah mengenai tekadnya untuk mewujudkan undecima atau gelar Liga Champions ke-11 ke lemari trofi di Santiago Bernabeu.
Untuk mewujudkan itu, suami dari Veronique Zidane itu sudah tahu cara mewujudkannya. Zidane percaya, materi pemain-pemain yang ada di Madrid saat ini punya kualitas untuk dipadukan menjadi sebuah tim yang paling ditakuti di Eropa.
Zidane mengatakan, dirinya akan belajar dari kesalahan yang dilakukan oleh Benitez. Beberapa hasil negatif yang didapatkan Los Blancos dianggap karena Benitez tak maksimal dalam memanfaatkan potensi penyerang-penyeang garang, seperti Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema.
"Saya menyukai sepak bola menyerang. Saya akan melakukannya untuk Madrid," kata Zidane, dikutip dari World Soccer, Rabu (6/1).
Kegemaran Zidane ini memang sudah ia lakukan selama hampir dua tahun membesut Real Madrid Castilla. Zizou menyukai formasi dengan mengandalkan tiga penyerang. Hasilnya, di Segunda Division B grup 2, Castilla sukses di antarkan Zidane ke posisi dua. Castilla juga menjadi tim tersubur kedua dengan total 29 gol pada ajang liga. Castilla hanya kalah satu gol dari tim peringkat tiga Real Union yang sudah mengemas 30 gol.
Untuk lini depan El Real nanti, Zidane memberikan isyarat akan mempertahankan pemain-pemain yang sudah menjadi langganan sejak era Carlo Ancelotti sampai era Benitez. Ronaldo, Benzema, dan Bale masih akan jadi andalan.
Untuk nama terakhir, disebut Zidane akan menjadi salah satu pemain kunci untuk jangka panjang di Madrid. Skill di atas rata-rata, kemampuan dribling, dan mencetak gol yang sangat baik menjadi alasan Zidane untuk menggaransikan posisi Bale di tim utamanya.
"Dia pemain fenomenal. Saya mendukungnya sejak ia baru sampai di sini (Madrid)," ujar Zidane.
Saat dibeli Madrid dari Tottenham Hotspur pada 2013 lalu dengan harga Rp 1,4 triliun banyak pihak yang mencibir Bale. Ia dianggap tak pantas untuk menyandang status sebagai pemain termahal di dunia. Saat itu, Zidane yang merupakan asisten pelatih Carlo Ancelotti termasuk yang membela Bale mati-matian.
Bale di mata Zidane pantas dihargai mahal. Zidane yakin betul Bale memang punya kualitas yang akan bermanfaat bagi Madrid di waktu lama.
Beberapa hari ini, Bale diketahui bersedih karena pemecatan Benitez. Sebab, di tangan mantan pelatih Napoli itu, Bale menemukan permainan terbaiknya. Ia takut pada era kepelatihan Zidane posisi lengser dari tim utama.
Di lini tengah, posisi utama masih akan jadi milik Luka Modric dan Toni Kroos untuk keseimbangan permainan. Guna menunjang serangan trio Bale, Benzema, dan Ronaldo, Zidane akan memaksimalkan kemampuan gelandang asal Kolombia James Rodriguez.
Sinar James diprediksi akan kembali menyala. Sejak awal musim ini, James kerap bermasalah dengan Benitez sehingga jam tampil untuk mantan pemain AS Monaco itu belakangan sangat sedikit.n ed: abdullah sammy