Asian Games 2018 Lebih Modern dari Incheon
JAKARTA Teknologi informasi (TI) yang akan digunakan pada Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang berpeluang akan setara dengan Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Bahkan, sesuai dengan rencana, teknologinya dinilai bakal lebih modern.
Memang benar, inovasi dan terobosan di Asian Games 2018 dijanjikan setara, bahkan lebih bagus dibandingkan Incheon, kata Deputi III INASGOG, Anton Subowo, di sela penandatanganan kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan di kantor KOI Jakarta, pekan ini.
Panitia Asian Games 2018 atau INASGOG ini secara resmi melakukan kerja sama dengan perusahaan teknologi informasi, yaitu Sangyong Infomation and Communication Corporation (SICC). Perusahaan ini merupakan salah satu rekanan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) yang dinilai sudah berpengalaman.
SICC sudah berpengalaman menangani Asian Games 2014 Incheon, Olimpiade 2012 London, Olympic Youth Games, Asian Indoor and Martial Art 2013 di Incheon, hingga Piala Dunia Korea dan Jepang 2002. Menurut Anton, untuk menyetarakan TI yang akan digunakan pada Asian Games 2018 dengan Asian Games 2014 di Incheon, dibutuhkan dana yang cukup besar dalam kisaran antara Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun. Jumlah ini jelas cukup fantastis karena mencakup jaringan, software, dan hardware yang dibutuhkan untuk kejuaraan empat tahunan ini.
Dengan adanya kerja sama ini, terbentuklah Asian Games Information System (AGIS) yang nantinya akan menjadi titik kendali segala hal. Mulai dari jadwal dan hasil pertandingan, venue pertandingan, catatan rekor terkini, profil atlet serta negara peserta, jadwal siaran langsung, hingga sistem transportasi bisa diakses dengan mudah. Ini juga sangat berguna untuk media.
Tidak hanya itu, dengan teknologi ini, kita bisa melihat kondisi lalu lintas Jakarta ataupun Palembang. Semua kendaraan nantinya akan terpasang GPS. Ini semua demi kelancaran pelaksanaan Asian Games, kata Anton. antara, ed: Abdullah Sammy
PSSI Fokus Pembinaan Usia Dini
MEDAN Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengaku akan lebih menggiatkan pembinaan usia dini. Di antaranya dengan menggelar kompetisi usia dini di seluruh Tanah Air. Ini dilakukan dalam upaya lebih banyak melahirkan pesepak bola andal yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Ketua PSSI terpilih, Edy Rahmayadi, mengatakan, pihaknya menyadari, untuk memunculkan pesepak bola berkualitas, tidak bisa dilakukan secara instan. Tetapi, harus melalui pembinaan yang panjang secara berjenjang dimulai dari usia dini.
Meski waktunya belum ditentukan, ia mengatakan, dalam waktu secepatnya pihaknya akan menggelar kompetisi kompetisi U-15 yang penyelenggaraannya digelar di seluruh Tanah Air. Turnamen melibatkan semua pihak di masing-masing provinsi yang peduli akan kebangkitan sepak bola Indonesia. Format yang akan digunakan dengan menggunakan zona, yakni zona satu, dua, dan tiga yang penyelenggaraannya digelar serentak. Sehingga, nantinya turnamen yang merupakan bagian dari pembinaan itu semakin dirasakan gairahnya.
Kita rencanakan formatnya dibagi tiga. Jadi, nantinya juara di masing-masing zona akan dilaga lagi di Jakarta ditambah satu tim kita yang baru-baru ini juara dunia. Sehingga nanti muncul juaranya, katanya, Jumat (18/11).
Selain itu, kata dia, selama turnamen berlangsung, pihaknya akan menurunkan tim pemandu bakat untuk memantau talenta-talenta muda yang tersebar di seluruh Indonesia. Nantinya diharapkan akan terjaring bibit-bibit potensial untuk selanjutnya dibina secara intensif. antara, ed: Abdullah Sammy