Kamis 25 Sep 2014 13:00 WIB
Kabar dari Incheon

60 Menit demi Indonesia

Red:

INCHEON -- Andi Nugroho dan dua temannya harus bersusah payah datang dari Seoul dengan menggunakan kereta bawah tanah (subway). Perjalanan selama 60 menit ditempuh pria asal Tegal itu agar bisa menuju Incheon dan memberikan dukungan langsung terhadap kontingen Indonesia.

Sudah hampir 14 tahun Andi bekerja di Korea Selatan. Tapi, kecintaan terhadap Indonesia tidak pernah goyah. Kesempatan untuk bisa membuktikan kecintaannya ini pun datang saat Asian Games ke-17 digelar di Korea Selatan. Andi bahkan rela mengambil cuti dari pekerjaannya sebagai pekerja di sebuah restoran di Seoul.

Ketika saya bertemu dengannya, dia langsung menyapa saya lantaran melihat kartu identitas yang tergantung di leher saya. Tanpa berbasa-basi, dia langsung bertanya soal asal saya di Indonesia. Kemudian, dia bercerita soal perjalanannya ke Incheon, tepatnya di Gyeyang Gymnasium. Andi memang cukup ramah, dia bisa bercerita banyak kepada orang yang baru dikenalnya.

Di Seoul, Andi bekerja di salah satu restoran cepat saji terkemuka di Korea Selatan. Gajinya yang diperolehnya pun cukup lumayan, mencapai lebih dari Rp 30 juta dalam sebulan. Andi memulai perjalanannya dari Seoul, yaitu dari Stasiun Nam Yeong. Kebetulan, lokasi restoran tempatnya bekerja ada di dekat stasiun tersebut.

Dari Stasiun Nam Yeong, dia melanjutkan perjalanannya ke Stasion Besar Seoul. Stasiun ini merupakan pusat dari jaringan subway yang ada di ibu kota Korea Selatan tersebut. Selepas dari Seoul Station, Andi dan dua temannya menyambung perjalan dan memilih jalur satu yang menuju Incheon.

Kemudian, dari Seoul Station dia harus melewati lima stasiun besar, yaitu Stasiun Gongdeok, Hongik University, Digital Media City, Stasiun Gimmpon International Airport, dan terakhir Stasiun Gyeyang. Tapi, perjalanan tidak berhenti sampai di situ. Dari Gyeyang, dia harus transit menuju stasiun yang paling dekat dengan venue pertandingan, yaitu Stasiun Jakjeon.

Setidaknya, dia harus melewati tujuh stasiun lagi untuk bisa mencapai stasiun tersebut. Akhirnya, setelah dua kali berganti subway, Andi tiba di Gyeyang Gymnasium. ''Yah memang lumayan panjang, Mas, perjalanannya. Tapi, demi Indonesia saya bela-belain deh. Sampe ngambil libur segala, untung boleh sama bos,'' kata Andi dengan dialek Tegal yang masih tersisa di lidahnya, meski sudah bertahun-tahun tinggal di Korea Selatan.

Sayangnya, mimpi Andi untuk bisa melihat Indonesia berjaya kandas. Pada saat saya bertemu dengannya, Indonesia memang tengah bersiap untuk turun di cabang bulu tangkis nomor beregu putra. Hasilnya, Indonesia untuk pertama kalinya kalah dari Taiwan dengan skor 1-3 pada babak 32 besar dan tersingkir dari perburuan medali. "Yah mau gimana lagi, tapi setidaknya saya mendapat teman baru dari Indonesia," ungkapnya. rep:reja irfa widodo ed: fernan rahadi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement