Berawal dari industri kosmetik rumahan pada 1977, PT Martina Berto berkembang sedemikian rupa hingga menjadi pemain ternama di industri kecantikan di Tanah Air. Inovasi dan kemampuan membaca pasar membuat perusahaan ini dengan berbagai brand di bawahnya yakin bisa eksis di industri kosmetik dalam negeri dan regional. Bryan Tilaar, presiden direktur PT Martina Berto Tbk, meyakini Masyarakat Ekonomi ASEAN justru semakin membuka peluang bagi perusahaan Indonesia bisa unjuk kebolehan di tingkat regional. Saat menerima reporter Republika Satya Festiani di kantornya, CEO yang hobi mengajar ini membeberkan peluang yang masih besar di dalam negeri serta negara-negara ASEAN lainnya.
Foto:Republika/Raisan Al Farisi
Kita menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, strateginya seperti apa?
Sepaham dengan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, menurut saya, MEA itu adalah kesempatan yang baik. Bukan hal yang harus ditakuti. Perusahaan lokal harus memperkuat pasar di Indonesia karena telah puluhan tahun kita lahir di sini. Kita juga harus mengembangkan sayap, sebab hidup ya begitu. Tanpa MEA pun, persaingan sudah luar biasa di Indonesia. Kita sudah alami itu. Bahkan, kita bisa survive waktu krisis. Jadi, harus lebih semangat. Jangan loyo. Kalau semangat kita bisa maju ke depan.
Saat ini bagaimana Anda melihat persaingan dengan kosmetik impor?
Kosmetik impor ke depannya akan semakin banyak membanjiri indonesia, tapi kita sangat tahu market Indonesia. Dan kita sudah siap dengan banyak hal, seperti Research and Development, dengan produk inovatif sesuai kebutuhan konsumen. Toh kosmetik luar negeri di Indonesia bukan hanya sekarang, itu sudah belasan tahun lalu. Kita siap bersaing ketat.
Pasar Indonesia tentunya menjanjikan ya?
Betul. Indonesia itu seperti perempuan cantik yang dicari di mana-mana. Pekerjaan rumahnya memang banyak di Indonesia, seperti infrastruktur, tapi pasarnya luar biasa. Makin banyak pemain asing yang ingin masuk Indonesia. Kita juga siap untuk investasi. Meki nilainya tak sebesar mereka karena mereka (pemain asing) melayani pasar Asia Pasifik. Kalau kita kan bisnis regionalnya belum besar. Ekspor bisnis kita kurang lebih 1-2 persen secara kontribusi. Belum besar.
Sudah ekspor produk ke mana saja?
Malaysia, Brunei, Singapura. Di Singapura ada Martha Tilaar shop. Kita juga punya agen di Filipina, ada juga di Timur Tengah. Tapi belum besar.
Akan ada negara tujuan ekspor baru?
Kita akan memperkuat Asia Pasifik. Pekerjaan rumah masih banyak. Kita harus penetrasi lebih dalam di Malaysia dan Filipina. Hong Kong, Taiwan, dan Jepang juga harus kita benahi. Kita juga kedatangan pembeli dari Rusia yang tertarik dengan produk spa kita, Dewi Sri Spa. Sedang kita jajaki.
Kendala untuk ekspor seperti apa?
Kalau di Malaysia, kendalanya sumber daya manusia. Yang mengetahui produk Indonesia itu orang Indonesia. Ini harus kita training. Kita juga harus banyak investasi untuk bisnis internasional. Kita yakin persoalan ini bisa kita atasi dalam beberapa tahun ke depan. Peluang masih besar di Asia Pasifik.
Pandangan Anda mengenai produk ramah lingkungan?
Produk kita sudah ramah ingkungan. No animal testing, dan sebagainya. Produk yang spesifik organik juga sudah ada. PT Martina Berto tbk bagian dari Martha Tilaar Group, termasuk pendahulu dalam hal ini di Indonesia. Presiden Komisaris kami Ibu Martha Tilaar juga bagian dari global compact initiative, yakni perusahaan yang bekerja sama dengan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Kita sepaham bahwa bisnis itu harus memperhatikan lingkungan, memperhatikan tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Secara marketing, apakah produk ramah lingkungan meningkatkan penjualan?
Peningkatannya sampai sejauh mana belum ada riset. Harus diakui bahwa masyarakat Indonesia untuk hal-hal seperti itu belum se-advance masyarakat di AS, Eropa, dan Australia. Mayoritas masyarakat Indonesia, ketika bicara ramah lingkungan, dampaknya tak besar. Konsumen punya hak masing-masing, tapi tren ke depan, ramah lingkungan perlu diperhatikan semua perusahaan.
Adakah inovasi atau produk baru dari Martina Berto yang dikeluarkan tahun ini?
Tahun ini, Martina Berto sudah launching Sariayu Martha Tilaar Tren. Tren warna. Bisnis kita besar di color cosmetics. Kita juga merupakan trend setter. Kita juga sudah launching pada 2014 ini perawatan rambut untuk mereka yang berhijab. Kita lihat kelas menengah Muslim di Indonesia itu besar. Banyak inovasi yang kita lakukan karena bahwa dalam industri seperti ini, beauty fashion, pergerakan produknya sangat cepat. Jadi, kita harus antisipasi dengan berbagai macam inovasi.
Ada rencana ekspansi perusahaan?
PT Martina Berto Tbk itu perusahaan publik. Punya anak usaha yang namanya PT Cedefindo, ini kontrak manufacturing yang selain melayani dalam juga luar (perusahaan). Kita banyak membina hubungan dengan klien-kien yang sudah ada dan juga banyak mencari klien kita yang belum kita tangkap. Dan juga dalam RUPS LB kemarin kita mau melakukan usaha patungan dengan produk pelengkap kecantikan. Perusahaan patungan ini supaya bisa memperbesar value PT Martina Berto Tbk. Kita sudah dapat persetujuan dari RUPS LB bahwa ada dana dari IPO untuk menjalankan atau memberikan modal dari usaha patungan itu.
Usaha patungan ini bergerak di bidang apa?
Pelengkap kecantikan. Bukan menghasilkan produk kecantikan, tapi pelengkap seperti alat-alat kecantikan seperti kapas.
Rencananya kapan perusahaan ini akan mulai berjalan?
Pada 2014. Cuma sampai sekarang belum bisa signing. Masih proses due diligent. Kalau belum selesai juga, kita harapkan di semester I-2015.
Akan ada pembukaan gerai baru?
Martha Tilaar shop itu ada dua lagi pada 2014. Kita banyak juga melakukan renovasi sebab konsumen dinamis. Kejenuhan semakin cepat. Sebelum itu terjadi, kita harus banyak melakukan renovasi toko-toko. Yang sudah ada yang renovasi konsep baru itu di Grand Indonesia. Gerai Martha Tilaar shop ada 25 di seluruh Indonesia. Gerai-gerai ke depan juga kita harus perkuat bisnisnya, baik di existing store maupun new store. Itu selain tempat customer care, customer experience juga ada sisi komersialnya. Kita sangat excited untuk mengembangkan bisnis di toko-toko yang ada dan yang baru.
Apakah perlambatan ekonomi berpengaruh terhadap penjualan?
Ada. Ada kenaikan biaya. Masyarakat kurang konsumtif seperti pada 2013. Tapi, dalam hal ini kita masih yakin bisa lebih baik dari 2013. Kita lebih excited pada 2014 ketimbang 2013.
Cocokkah ada pembukaan gerai baru di tengah perlambatan ekonomi?
Ini pintar-pintarnya setiap perusahan bagaimana memenangkan hati konsumen. Kalau kita lihat, sesudah pesta politik kemarin, pasar jauh lebih excited dari sebelum pemilu legislatif. Tapi, pasar masih menunggu menteri-menteri di kabinet Jokowi, terutama di pasar modal. Nonpasar modal sih tak sampai sejeli itu. Saya yakin perekonomian akan baik ke depan. Saya akui di Indonesia banyak kendala, seperti infrastruktur dan birokrasi. Kalau lebih baik lagi, pebisnis usaha makin baik pencapaiannya tiap tahun.
Tren industri kosmetik ke depan seperti apa?
Makin fashionable. Produk harus makin inovatif dan memenuhi kebutuhan konsumen yang tersembunyi. Di tempat kami, kita antisipasi hal itu pada 2013. Mudah-mudahan kita bisa lari agak kencang pada 2015. Beberapa produk sudah kita lakukan peremajaan.
Kembangkan penjualan secara online juga?
Untuk online kita sudah siap dengan Martha Tilaar online shop. Tapi harus diakui Indonesia ini walaupun ada pertumbuhan, online shopping tak sangat luar biasa. Mayoritas masyarakat Indonesia rekreasi ke pusat perbelanjaan. Untuk produk kecantikan orang masih suka konvensional.
Ada rencana apa untuk tahun depan?
Kita banyak melakukan inovasi produk, rejuvenasi produk, pengembangan Martha Tilaar shop yang sudah ada dan yang baru, pengembangan contract manufacturing business. Untuk bisnis internasionalnya kita lebih intensif penetrasinya di Asia Pasifik, memperkuat bisnis kita yang ada di Indonesia, baik Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan mulai lihat Indonesia Timur. Pertumbuhan Indonesia Timur luar biasa. Mudah-mudahan ada usaha patungan dan kondisi makro Indonesia makin lebih baik ke depan. ed: wulan tunjung palupi
Pebisnis yang Tertarik Isu Sosial Politik
Pria di belakang kesuksesan perusahaan kosmetik itu ternyata hobi mengikuti isu sosial dan politik. Setiap hari, Bryan Tilaar membaca koran dan buku mengenai sosial politik selain tentunya buku soal ekonomi bisnis. Hobinya itu dimulai ketika ia duduk di bangku kuliah.
"Passion saya juga dulu belajar sosial politik," ujar Bryan. Ia bercerita bahwa saat kuliah di Amerika Serikat, ia ingin mengambil mata pelajaran sosial politik. Namun, ia urung mengambil kelas tersebut. "Kelas sosial politik itu kelas ngomong. Bahasa Inggris saya tak sebagus orang Amerika. Jadi, daripada nggak lulus mending nggak jadi ambil," ujarnya sambil tertawa.
Sejalan dengan hobinya tersebut, ia pun berminat menjadi staf ahli. Ia mengatakan bahwa banyak yang menyebutnya sebagai pemikir. Bila suatu saat nanti ia dipercaya mengemban tugas sebagai staf ahli, ia akan terima dengan senang hati. "Kalau suatu saat dipercaya jadi staf ahli, saya bisa memberikan kontribusi. Tapi saya tak berambisi," ujarnya.
Dari laman PT Martina Berto Tbk tertulis, pria bernama lengkap Bryan David Emil Tilaar ini tercatat pernah mengajar paruh waktu di Universitas Kalbe, Universitas Bunda Mulia, dan Universitas Negeri Jakarta. Namun, ia mengatakan, konsentrasinya saat ini hanya di Martha Tilaar. Hobi lainnya, yaitu mengajar, pun harus dihentikan karena kesibukannya mengurus perusahaan.
ed: wulan tunjung palupi