antara -- Jebolnya bendungan Way Ela di Ambon, 25 Juni 2013 lalu, masih menyisakan masalah. Salah satunya, yaitu luluh lantaknya sejumlah gedung sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA.
Masalah tersebut diperparah dengan keengganan sejumlah warga membebaskan lahan mereka untuk pembangunan gedung sekolah. Gubernur Maluku Said Assagaff pun turun tangan dan meminta kesediaan warga Negeri Lima, Maluku Tengah, membebaskan lahan mereka. “Sudah hampir setahun gedung sekolah yang hanyut tersapu banjir belum bisa dibangun karena warga tidak bersedia membebaskan lahannya untuk pembangunan sarana pendidikan tersebut,” katanya di Ambon, Sabtu (31/5).
Padahal, menurut Said, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengalokasikan anggaran untuk membangun gedung sekolah yang baru. Namun, hingga kini rencana itu belum dapat dilakukan.
Gubernur mengungkapkan bahwa instansi teknis terkait, baik provinsi dan Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), telah melakukan pendekatan dengan para pemilik lahan. Namun, mereka masih berkeberatan tanahnya digunakan untuk membangun gedung sekolah baru.
Said mengatakan, jika tenggat waktu yang ditentukan tiba dan masalah ketersediaan lahan belum juga selesai, dikhawatirkan anggaran yang telah dialokasikan Kemendikbud akan ditarik kembali. “Jika dana tersebut ditarik kembali maka akan sulit mendapatkan anggaran untuk membangun sarana pendidikan yang rusak di Negeri Lima,” ujarnya.
Karena itu, ia meminta instansi teknis terkait, termasuk Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal dan Wakil Bupati Marlatu Leleury, melakukan pendekatan dengan masyarakat. Jika masalahnya soal ganti rugi, Said mengatakan, tinggal dibicarakan bersama instansi teknis terkait serta Pemkab Maluku Tengah. Ia mengungkapkan, hal itu \bisa diselesaikan melalui pengalokasian anggaran dalam APBD.
Kadisdikpora Maluku Semmy Risambessy juga membenarkan pembangunan gedung baru untuk mengganti sekolah yang rusak akibat tersapu bencana banjir bandang Way Ela belum bisa dilakukan. Ia mengatakan, sudah dua kali berkoordinasi dengan Kemendikbud terkait pembangunan sekolah baru pascabencana itu.
Menurutnya, anggaran telah dialokasikan melalui Pemkab Maluku Tengah sebagai penanggung jawab pemulihan, termasuk pengadaan sarana-prasarana belajar mengajar. Kemendikbud, menurut Semmy, telah mengalokasikan Rp 1,25 miliar untuk membangun sembilan ruangan SD. Sedangkan, untuk SMA disiapkan Rp 2,7 miliar, serta Rp 250 juta untuk membangun gedung pada program pendidikan anak usia dini (PAUD).
Bencana jebolnya natural dam Way Ela mengakibatkan sejumlah ruangan sekolah hanyut terbawa air. Di antaranya, SD Negeri 1 Negeri Lima yang kehilangan sembilan ruangan belajar. Selain itu, SD Negeri 2 kehulangan delapan ruangan belajar. Ada lagi SD Inpres kehilangan 10 ruangan belajar. Serta masing-masing satu taman kanak-kanak dan kantor serta SMA Negeri II hanyut terbawa air.ed: andi nur aminah