JAKARTA -- Hasil ekskavasi situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan dilaporkan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 20 Oktober 2014. "Hasil ekskavasi tahap pertama akan kami laporkan ke Mendikbud pada 20 Oktober dan penelitian selanjutnya bergantung pada kebijakan pemerintahan baru," kata Ketua Tim Arkeolog dari Tim Nasional Ekskavasi Gunung Padang Ali Akbar seperti dikutip Antara, Kamis (24/9).
Ia mengatakan, tim arkeolog yang dibantu puluhan anggota TNI menargetkan hingga pelaporan tersebut, dua lapisan situs sudah selesai diekskavasi. Tim nasional yang dibentuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah mulai melakukan ekskavasi sejak 17 September 2014.
Rupa dua lapisan situs yang berbentuk susunan batu-batuan di bagian timur dan utara akan terlihat jelas. "Kami fokus di bagian timur dan utara karena di bagian barat itu rawan longsor," kata Ali.
Longsor yang terjadi di bagian barat karena hujan lebat meninggalkan hasil singkapan berupa susunan batu-batuan. Tim, kata Ali, sudah memperbaiki bagian yang longsor tersebut. Selama ini, kata dia, longsoran itu dicurigai sebagai hasil penggalian di tebing situs.
"Sejak 2012 kami tidak pernah meneliti bagian barat dan tidak ada tim yang bekerja di bagian itu karena memang rawan longsor, bisa membahayakan jiwa peneliti," katanya menambahkan.
Arkeolog dari Universitas Indonesia ini mengatakan, penanganan situs Gunung Padang lebih khusus dan melibatkan banyak pihak sebab kawasan itu memiliki luas 29 hektare. Berdasarkan studi literatur, tambah dia, Situs Gunung Padang adalah bangunan prasejarah terbesar di Asia Tenggara. Dan bisa jadi terbesar di Asia.
Bahkan, ia mengatakan, situs Gunung Padang berpotensi menjadi struktur prasejarah terbesar di dunia. Berdasarkan uji karbon dating yang dilakukan Laboratorium Batan pada material paleosoil di kedalaman empat meter dari situs Gunung Padang, ia mengatakan, menunjukkan usia 5500 tahun Sebelum Masehi (SM). Sedangkan hasil dari Laboratorium Beta Miami, Florida, Amerika Serikat (AS), material dari kedalaman empat hingga 10 meter berusia 7600-7800 SM.
Untuk diketahui, laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Buletin Dinas Kepurbakalaan Belanda tahun 1914. Sejarawan Belanda, N J Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 penduduk setempat melaporkan ke Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.
ed: muhammad hafil