JAKARTA — Pemerintah menyiapkan 78 lokasi sentra braile untuk mencetak buku pelajaran dengan huruf braile di seluruh Indonesia. Sehingga, siswa tunanetra tak perlu khawatir untuk mendapatkan buku Kurikulum 2013 tersebut.
"Ada di seluruh kota Indonesia. Di antaranya Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Payakumbuh, Denpasar, Mataram, Makassar, Manado, Banjarmasin, jadi tinggal pesan saja ke mereka," kata Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dikdas Mudjito, Kamis (2/10).
Menurut Mudjito, jika ada daerah yang mengeluh kekurangan buku Kurikulum 2013 khusus braile, sebenarnya bisa dipenuhi oleh guru dengan mencetak dari soft file yang ada. Ini tinggal dicetak saja di kota-kota tersebut.
Sekolah yang kekurangan buku, kata Mudjito, tidak ada alasan karena tidak memiliki uang untuk mencetak buku braile. Sebab, sudah ada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang bisa digunakan untuk membeli buku braile.
"Apalagi, anak-anak tunanetra yang ada di sekolah itu jumlahnya biasanya hanya sedikit. Jadi, sekolah seharusnya tidak perlu khawatir soal dana karena pasti tidak memakan banyak," ujar Mudjito.
Pemberian buku braile ini, Mudjito mengungkapkan, disesuaikan jumlah siswa tunanetra. Kalau hanya kurang sedikit, bukan masalah besar sehingga itu bisa diatasi.
"Sejauh ini belum ada keluhan dari sekolah-sekolah di berbagai daerah soal kekurangan buku braile. Saya cuma dengar dari Yogya saja, lainnya tidak ada," kata Mudjito.
Memang, ia menyatakan, beberapa waktu yang lalu mesin pencetak sempat ada yang rusak. Namun, mesin-mesin pencetak yang rusak tersebut sudah diperbaiki.
"Mesin print untuk mencetak buku braile yang rusak sendiri sudah diperbaiki oleh para mahasiswa jurusan elektro ITS. Sekarang mesin sudah baik semua sehingga kalau ada buku yang kurang, tinggal pesan saja," ujar Mudjito.
Dalam kesempatan itu, ia menambahkan, pemerintah menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah reguler di Indonesia. Untuk anak-anak difabel, pemerintah juga berkomitmen agar hambatan yang ada kepada mereka tidak menjadi halangan untuk menyiapkan diri menjadi individu yang mandiri.
Saat ini, kata Mudjito, pemerintah sedang menyiapkan kurikulum yang akomodatif bagi anak penyandang difabel. "Kurikulum ini disusun mulai dari kompetensi inti, kompetensi dasar, dan silabusnya."
UTS
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang, Sumatra Bara, Indang Dewata mengatakan, terlambatnya pendistribusian buku pelajaran Kurikulum 2013 tidak akan memengaruhi pelaksanaan ujian tengah semester (UTS) yang dilakukan oleh siswa. "Para pengajar kami tidak hanya berpangku tangan menanti buku sebab mereka sudah dibekali soft copy buku per mata pelajaran saat pelatihan Kurikulum 2013," ujarnya.
Ia menjelaskan, sejauh ini dirinya telah menginterupsikan ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Padang melalui kepala sekolah untuk menggandakan buku kebutuhan KBM (kegiatan belajar mengajar) sambil menunggu kiriman buku dari pusat. Apalagi, sekolah memiliki dana BOS yang salah satu fungsinya, yakni dapat digunakan untuk menggandakan buku bagi kelancaran KBM.
"Tidak hanya itu saja, para siswa juga dapat mengakses portal Kemendikbud untuk mendapatkan soft copy buku pelajaran," katanya.
rep:dyah ratna meta novia/antara ed: muhammad hafil