JAKARTA -- Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium diperkirakan akan meningkat 14 persen dari rata-rata harian normal menjelang Lebaran. Rata-rata konsumsi harian normal akan meningkat dari 80.926 kiloliter (kl) menjadi 91.830 kl.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan, rentang waktu kenaikan penyerapan BBM bersubsidi tersebut diprediksi mulai 12 Juli hingga 12 Agustus 2014 atau H-15 sampai dengan H+15 Lebaran. Sedangkan, penyerapan BBM jenis solar diperkirakan turun 4,9 persen dari rata-rata harian normal 40.626 kl menjadi 38.628 kl.
Sementara, konsumsi avtur diperkirakan naik 8,6 persen dari rata-rata harian normal 10.619 kl menjadi 11.536 kl. "Selanjutnya, konsumsi LPG diprediksi naik 8,5 persen dari rata-rata harian normal 18.069 MT menjadi 19.614 MT," ujarnya, Senin (30/6).
Menurut Edy, pemerintah akan menjamin kelancaran penyaluran BBM dan LPG pada bulan puasa dan mudik Lebaran. Pada masa tersebut, distribusi kerap terganggu karena terjadinya kemacetan total pada beberapa ruas jalur mudik utama, seperti jalur Jakarta-Cikampek hingga Tegal. Kondisi ini menghambat mobilitas mobil tangki Pertamina dalam menyalurkan BBM dan LPG.
Menjelang Lebaran, konsumen rumah tangga juga sering kali mengalami kesulitan mendapatkan LPG karena tutupnya agen-agen penyalur akibat mudik. Untuk mengatasi hal tersebut, PT Pertamina menyiapkan mobil tangki BBM dan LPG yang bersiaga di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di jalur rawan macet.
Selain itu, disediakan pula produk bahan bakar nonsubsidi dalam kemasan satu, lima, 10, dan 20 liter yang akan dijual di kios-kios sepanjang jalur pantura dan jalur alternatif. Untuk mendukung penjualan BBM dalam kemasan ini, Ditjen Migas akan mengeluarkan surat keterangan penyalur sementara bagi agen-agen penjual.
"Agar masyarakat luas mengetahuinya, penyediaan BBM dalam kemasan ini harus dipublikasikan secara meluas. Diharapkan, hal ini dapat menekan antrean pembelian BBM di SPBU, terutama di jalur-jalur padat," ujarnya. Pemerintah pun memastikan kesiapan pasokan bahan bakar gas untuk kelistrikan dan rumah tangga.
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang telah menggunakan bahan bakar gas untuk kendaraannya dapat tetap dengan mudah memperolehnya ketika mudik ke daerah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini juga akan didirikan Posko Satgas BBM, LPG, dan Bencana Geologi yang berpusat di Kementerian ESDM.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengharapkan Kementerian ESDM benar-benar melakukan segala upaya agar volume BBM bersubsidi tidak melampaui kuota dan tidak muncul masalah pengadaan BBM pada kemudian hari. Pemerintah telah menurunkan kuota BBM bersubsidi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter sepanjang tahun ini. rep:aldian wahyu ramadhan ed: fitria andayani