Sabtu 19 Jul 2014 13:00 WIB

Target Kredit Sulit Dicapai

Red: operator

Perbankan semakin ketat dalam menyalurkan kredit.

JAKARTA -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan perbankan sampai kuartal II mengalami perlambatan. Kondisi ini mem buat regulator pesimistis target kredit tahun ini bisa dicapai.

Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan Bank III Irwan Lubis menyatakan, pertumbuhan kredit hingga Mei 2014 hanya sebesar 3,29 persen. "Padahal, target rata-rata bank sampai akhir ta hun kan16 persen," katanya, Jumat (18/7). Perlambatan pertumbuhan kredit se jalan dengan lambatnya pengumpulan dana. Dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 2,55 persen sampai Mei 2014.

Perlambatan bisnis bank disebabkan faktor ekonomi.Perbankan dinilai lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit. Apalagi, situasi ekonomi labil dan suku bunga tinggi. OJK mengaku tidak mengerem kredit perbankan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Adhi Wicaksono/Republika

OJK

Bagaimanapun, menurutnya, kredit adalah pendanaan untuk pertumbuhan ekonomi.Tren penyaluran kredit meningkat pada dua kuartal terakhir. Namun, melihat kondisi saat ini, sulit bagi per bankan untuk tumbuh lebih tinggi. Kalaupun pada kuartal III dan IV tumbuh dua kali lipat dari dua kuartal sebelumnya, pertumbuhan secara keseluruhan kurang dari 10 persen.

Lambatnya pertumbuhan sampai akhir semester I memaksa perbankan merevisi rencana bisnis bank (RBB). Saat ini, OJK belum menerima revisi RBB secara resmi, namun ada beberapa bank yang menyampaikan niatan tersebut.

Secara aturan, revisi harus diterima OJK pada akhir semester I. Namun, karena perlambatan didorong kondisi ekonomi, OJK memberi kelonggaran. Sayangnya, Irwan tidak menyebutkan berapa penyaluran kredit sampai Mei 2014. Namun, hing ga April 2014, penyaluran dana berdasarkan statistik OJK mencapai Rp 3.388 triliun.

Nilai ini hanya tumbuh 2,07 persen bila dibandingkan dengan akhir 2013 sebesar Rp 3.319 triliun. Sebagai pembanding, penyaluran kre dit per April 2013 sebesar Rp 2.844 triliun. Jumlah ini tumbuh 4,36 persen bila dibandingkan dengan Desember 2012. Artinya, pertum buhan sampai April 2014 secara year to datelebih lambat dibandingkan April 2013.

Hal serupa juga terjadi pada penghimpunan DPK.Per April 2014, DPK hanya tumbuh 0,84 persen dibandingkan Desember 2013 menjadi Rp 3.694 triliun. Pertumbuhan ini lebih rendah dari penghimpunan DPK April 2013 yang tumbuh 2,2 persen dibandingkan Desember 2012.

Hasil survei Bank Indo nesia (BI) mengindikasikan perbankan semakin ketat da lam menyalurkan kredit. Bahkan, bank-bank kecil banyak menolak kredit. Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowaty menga takan, ketatnya penyalur an kredit terlihat dari kenaik an persentase penolakan pengajuan kredit baru menjadi 12,9 persen pada triwulan II 2014.

"Penolakan kare na masalah likuiditas dan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) yang tinggi," ujarnya.

Selain itu, tingginya kredit bermasalah. rep:Satya Festiani/Friska Yolandha ed: fitria andayani

Penyaluran Kredit

April 2014: Rp 3.388 triliun

Akhir 2013 : Rp 3.319 triliun

April 2013 : Rp 2.844 triliun

Apakah Anda orang yang pandai berbicara

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement