Sabtu 02 Aug 2014 15:00 WIB

WTO Mengecewakan

Red: operator

Penundaan kesepakatan perdagangan mengurangi kepercayaan.

INDIA -Beberapa negara anggota Organisasi Perdagang an Dunia (WTO) menyatakan kekecewaannya sete lah tuntutan India menyebabkan runtuhnya pakta reformasi perdagangan global dalam dua dekade.

Para menteri organisasi beranggotakan 160 negara itu telah menyetujui reformasi global prosedur kepabeanan yang dikenal sebagai "fasilitasi perdagangan" di Bali, Indonesia, Desember lalu, tetapi WTO tidak mampu untuk mengatasi menit terakhir atas keberatan India yang harusnya ditangani hingga 31 Juli.

"Kami belum mampu menemukan solusi yang memungkinkan kita untuk menjembatani kesenjangan itu," kata Direktur Jenderal WTO Rober to Azevedo di hadapan diplomat perdagangan di Jenewa, seperti dilansir Reuters.Negara anggota WTO terkejut ketika India meluncurkan vetonya. Di antaranya Aus tralia, Jepang, Selandia Baru, AS, dan Uni Eropa.

"Aus tralia sangat kecewa karena penyelesaiannya tidak sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan. Kegagalan ini merupakan pukulan besar bagi kepercayaan yang dihidup kan kembali pada WTO yang dapat memberikan hasil yang dinegosiasikan," kata Men teri Perdagangan Australia Andrew Robb, Jumat (1/8).

Duta Besar AS untuk WTO Michael Punke juga mengatakan kekecewaanya. Ia kecewa dan sedih karena India tidak ber sedia menjaga komitmen saat konferensi di Bali Desember lalu.

Beberapa negara lain nya, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Norwegia, telah membahas rencana untuk me nge cualikan India dari perjanjian dan mendorong pejabat WTO untuk menyampaikan hal ter sebut.

Menlu Amerika Serikat (AS) John Kerry menyayangkan sikap India yang menolak menandatangani kesepakatan perdagangan global WTO. Kerry menyebut India telah mengirimkan sinyal keliru atas sikap kerasnya itu dan mendesak India memperbaiki kericuh an ini sesegera mung kin.

Kerry berada di New Delhi dalam rangka dialog strategis tahunan dengan India. Dialog tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan kedua negara, baik ekonomi, politik, maupun keamanan. "Kegagal an penandata nganan Kesepa katan Fasilitas Perdagangan WTO sungguh membingung kan dan merusak citra PM Mo di," kata Kerry se usai ber temu dengan PM In dia, Jumat (1/8).

Seorang pejabat Jepang me ngatakan, Tokyo tetap berkomitmen mempertahankan dan memperkuat sistem perda gangan multilateral. Saat ditanya apakah Jepang akan terus melangkah tanpa India, ia berkata, terlalu dini untuk membahas permaslahan itu secara spesifik.

Menteri Perdagangan Luar Negeri Selandia Baru Tim Groser mengatakan terlalu banyak drama seputar negosiasi dan setiap pembicaraan tentang India penuh dengan hal kontraproduktif.

Peter Gallagher, seorang ahli perdagangan bebas dan WTO di University of Adelaide menolak mengatakan jika kegagalan WTO dalam melakukan negoisasi merupakan langkah awal kematian WTO.

India berkeras bahwa dalam pertukaran untuk menandatangani perjanjian fasilitasi perdagangan harus melihat lebih banyak kemajuan pada pakta paralel dan memberikan lebih banyak kebebasan untuk menyubsidi makanan yang diperbolehkan aturan WTO. rep:Elba Damhuri/c83/reuters/ap/wt, ed:irwan kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement