Selasa 05 Aug 2014 13:30 WIB

Default Argentina Lemahkan Rupiah

Red:

JAKARTA — Argentina mengalami default atau gagal bayar utang untuk kedua kalinya sejak 2001. Hal tersebut menyebabkan nilai tukar di negara-negara berkembang atau emerging market, termasuk Indonesia, mengalami pelemahan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (4/8) tercatat pada Rp 11.747 per dolar AS.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, pelemahan disebabkan adanya sedikit gejolak pada pasar keuangan. "Itu yang disebut risk off karena defaul Argentina," ujar Agus, Senin. Gagal bayarnya negara tersebut menyebabkan pasar dunia menahan diri untuk berinvestasi di negara-negara berkembang.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Pemerintah Argentina menolak untuk membayar utang luar negerinya kepada para kreditur dalam pertemuan yang digelar di New York, Amerika Serikat, Rabu (30/7). Penolakan bayar utang ini menjadikan Argentina berstatus gagal bayar atau default untuk kali kedua dalam 13 tahun terakhir. Argentina pernah mengalami hal serupa pada 2001 (Republika, 1/8).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengakui bahwa hal yang terjadi di Argentina tersebut merupakan sentimen negatif pada negara-negara berkembang. Ia mengatakan, rupiah sempat melemah menjadi Rp 11.800 per dolar AS pada Jumat lalu karena Argentina. Namun, saat itu volume pasar spot antarbank sangat kecil, yakni sebesar 44 juta dolar AS, karena sedang libur Lebaran.

Hari biasa, volume pasar normal untuk spot antarbank itu antara 800 juta hingga 1,5 miliar dolar AS per hari. "Jadi, kalau Jumat kemarin hanya 44 juta dolar AS dan rupiahnya melemah, itu bukan gambaran yang normal," kata Mirza.

Namun, menurutnya, investor-investor di negara berkembang dapat membedakan negara yang dapat menjaga rasio utang dan rasio defisit anggaran. "Indonesia tak pernah default. Kita tak lihat ada gejolak di surat utang pemerintah walaupun Argentina default karena investor sudah bisa membedakan," ujar Mirza.

Selain itu, Bloomberg melaporkan, mata uang Asia sepanjang pekan mengalami pelemahan mingguan terbesar dalam tiga bulan terakhir. Pelemahan menyusul sinyal pemulihan di Amerika Serikat sejalan dengan tingginya permintaan dolar AS.

Menguatnya dolar AS membuat sejumlah mata uang Asia melemah. Mata uang rupee India, baht Thailand, ringgit Malaysia, peso Filipina, won Korea, dolar Taiwan, maupun rupiah, semuanya tertekan. rep:satya festiani ed: irwan kelana

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement