Sabtu 09 Aug 2014 16:00 WIB

Malaysia Airlines ‘Hilang’ dari Pasar Saham

Red: operator

Nasib buruk terus menerpa perusahaan Malaysian Airline System BHS (MAS).Setelah dua pesawatnya berturut-turut hilang dan ditembak jatuh di kawasan Ukraina, kini bisnis maskapai penerbangan terbesar di Malaysia semakin tenggelam.

MAS secara bijak mundur da ri pasar saham Malaysia. Ini setelah pemegang saham melakukan delistingMAS. Pemegang saham MAS, Khazanah Nasional Bhd, menyiapkan dana sebesar 1,38 miliar ringgit atau setara Rp 5,07 triliun untuk membeli saham MAS dari pemegang saham minoritas. Per saham dibayar seharga 27 sen ringgit. Nilai ini lebih tinggi 12,5 persen dari harga penutupan Kamis (7/8) senilai 24 sen.

Lembaga dana investasi milik negara ini menyatakan, pembelian 30,6 persen saham yang beredar di publik ini dilakukan untuk mem permudah proses restrukturisasi MAS. Akan lebih mudah bagi perseroan untuk melakukannya jika kembali menjadi perusahaan privat.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:JoePriesAviation.net/AP

Malaysia Airlines Boeing 777-200 dengan nomor ekor 9M-MRD

 

"Kami menilai, restrukturi sasi membutuhkan kerja sama semua pihak. Tidak ada yang paling diingin kan kecuali menghidupkan kembali maskapai penerbangan nasional kami agar kembali meng untungkan dan melayani masyarakat sesuai dengan fungsi nya sebagai entitas pembangunan nasional," tulis pernyataan Khazanah, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (8/8).

Tahun ini, maskapai Malaysia Airlines mengalami dua tragedi besar serta kerugian finansial.Pertama, Malaysia Airlines telah merugi 4,13 miliar ringgit dalam tiga tahun terakhir.Kedua, pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada Sabtu 8 Maret 2014.

Ketiga, pada Juli lalu atau empat bulan setelah MH370 hilang, MAS diterpa musibah berupa kecelakaan pesawat MH17 di Ukraina. Peristiwa beruntun tersebut mengakibatkan maskapai ini dalam pengawasan dunia internasional, mengancam reputasinya, dan mendorong penurunan penjualan tiket sekitar 60 persen di Cina.

Malaysia Airlines mencatat rugi mencapai 138 juta dolar AS per 31 Maret 2014. Restrukturisasi lebih mudah dilakukan oleh perseroan sebagai perusahaan privat. "Mereka tidak perlu khawatir dalam membuat pengumuman kepada publik," ujar Kepala Investasi Phillip Capital Management Sdn, AngKok Heng.

Maskapai ini diperkirakan akan kehilangan lebih dari satu miliar ringgit pada 2014 karena kehilangan dua pesawatnya. Eksodus penumpang juga meningkat kan potensi kerugian maskapai itu. Saham MAS anjlok 23 persen dibandingkan awal tahun sebelum permintaan suspensi, Jumat (8/8).

Khazanah juga mengatakan, akan melihat proses restrukturisasi dari semua aspek termasuk model bisnis, keuangan, dan sumber daya manusia. "Tidak ada yang kurang dalam rangka untuk meng hidupkan kembali maskapai penerbangan nasional kami untuk memperoleh keuntungan sebagai entitas komersial dan untuk melayani fungsinya sebagai entitas pembangunan nasional," ujar perwakilan dana investasi negara Malaysia dilansir BBC.

Namun, pendiri perusahaan riset penerbangan Endau Analytics, Shukor Yusof, menyampaikan rasa khawatirnya terhadap ke berhasilan proses restrukturisasi ini. Karena dinilai tidak akan mengatasi akar permasalahan.rep:c83/Friska Yolandha ed: zaky al hamzah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement