Selasa 19 Aug 2014 16:00 WIB

Elpiji Naik tidak Dorong Inflasi

Red:

JAKARTA-- Kenaikan harga jual liquified petroleum gas (LPG/elpiji) nonsubsidi 12 kilogram (kg) diperkirakan tidak akan memberikan tekanan signifikan terhadap inflasi.  Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Muslimin Anwar mengatakan, dampak kenaikan elpiji 12 kg terhadap inflasi indeks harga konsumen (IHK) tidak akan mencapai 0,05 persen.

Muslimin menyebutkan tiga alasan tidak akan meroketnya inflasi jika harga elpiji yang diperuntukkan bagi kalangan menengah atas itu dinaikkan.

Pertama, katanya, kontribusi kenaikan elpiji 12 kilogram terhadap hitungan inflasi tidak sebesar lonjakan yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).  Rata-rata rumah tangga mengganti tabung elpiji 12 kg pada setiap tiga pekan sekali, berbeda dengan BBM dengan frekuensi lebih tinggi, ujar Muslimin di Jakarta, Senin (18/8).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Prayogi

Elpiji 12 kg

 

Kedua, bobot elpiji 12 kg dalam perhitungan inflasi kelompok bahan bakar rumah tangga relatif kecil jika dibandingkan dengan bahan bakar rumah tangga lainnya, seperti minyak tanah dan elpiji tiga kg.

Menurut Muslimin, total bobot bahan bakar rumah tangga dalam perhitungan inflasi sekitar 2,16 persen. Ketiga, jumlah rumah tangga pemakai elpiji 12 kg sangat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rumah tangga pengguna tabung elipiji 3 kg.

Selain itu, mayoritas pengguna tabung 12 kg, yakni dari kalangan rumah tangga yang mampu dan mapan. Dengan begitu, Muslimin menjelaskan, pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu mengkhawatirkan.

Namun demikian, kenaikan harga elpiji 12 kg tetap harus dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan Pertamina atas konsumen.

Pertamina mencatat rugi Rp 6 triliun pada 2014 dari bisnis elpiji 12 kg. Pada tahun ini, kerugian diperkirakan mencapai Rp 5 triliun akibat masih belum ekonominya harga jual elpiji nonsubsidi. Ada rentang harga Rp 6.000 per kg yang disubsidi Pertamina dari penjualan elpiji 12 kg saat ini.

Pertamina berencana menaikkan harga elpiji 12 kg pada 1 Juli 2014 untuk menekan kerugian. Namun, ditunda karena terbentur bulan puasa dan Lebaran yang dikhawatirkan memberatkan masyarakat. Kemudian, Pertamina mengajukan kenaikan harga per 15 Agustus 2014 dan kembali belum mendapat persetujuan pemerintah.

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi Tulus Abadi menilai kenaikan harga elpiji 12 kg merupakan domain dan hak Pertamina sebagai korporat.Karena produk elpiji 12 kg bukan komoditas subsidi. rep:elba damburi ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement