JAKARTA — PT Adaro Energy hingga akhir semester I 2014 membukukan pendapatan senilai 1,69 miliar dolar AS. Pendapatan perseroan tumbuh tujuh persen.
Pertumbuhan pendapatan didukung oleh volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 13 persen. Meski, harta jual rata-rata mengalami penurunan sebesar lima persen.
Dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (27/6) malam, Adaro mengatakan, beban pendapatan relatif tetap sebesar 1,26 miliar dolar AS. Sehingga, laba sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) meningkat 31 persen menjadi 513 juta dolar AS.
Foto:Musiron/Republika
Gedung Adaro, Kantor Adaro
Walau mencatat kenaikan pendapatan, laba bersih Adaro mengalami penurunan sebesar 31 persen menjadi 172 juta dolar AS.
"Terutama, karena dimasukannya keuntungan dari akuisisi Balangan pada semester I 2013," tulis pernyataan Adaro. Core earnings tidak termasuk komponen akuntansi nonoperasional, meningkat 59 persen menjadi 210 juta dolar AS.
Adaro menurunkan biaya kas batu bara sebesar 13 persen menjadi 31,74 dolar AS per ton pada semester I tahun ini. Hal ini disebabkan oleh nisbah kupas, beban pengangkutan, perawatan, dan biaya bahan bakar yang lebih rendah. Penurunan juga disebabkan oleh inisiatif pengurangan biaya lainnya di mana volume lapisan penutup meningkat lima persen.
Pada enam bulan pertama 2014, volume produksi Adaro meningkat 12 persen menjadi 27,8 juta ton. Sementara, volume penjualan meningkat 13 persen menjadi 28,2 juta ton karena permintaan batu bara yang tetap kokoh.
Likuiditas Adaro tetap kuat dengan akses kas dan total fasilitas pinjaman jangka panjang yang belum digunakan sebesar satu miliar dolar AS. "Sehingga, kami mampu menghadapi kondisi siklus yang menurun," tulis Adaro.
Struktur modal meningkat dengan berkurangnya total utang berbunga sebesar empat persen. Posisi kas meningkat 68 persen menjadi 938 juta dolar AS. Adaro telah menyelesaikan fasilitas pinjaman unsecured amortizing yang baru sebesar satu miliar dolar AS.
Digabungkan dengan saldo kas internal, Adaro berencana untuk menggunakan dana hasil pinjaman untuk pembayaran obligasi sebesar 800 juta dolar AS yang dikeluarkan pada Oktober 2009.rep:friska yolandha ed: teguh firmansyah