Selasa 23 Sep 2014 13:00 WIB

Mengais Sumur Tua Belanda

Red:

Distrik Klamono merupakan wilayah yang berada di sebelah timur Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Lokasinya jauh dari perkotaan. Untuk mengakses ke daerah itu, diperlukan waktu  sekitar 2,5 jam dari pusat Kota Sorong. Akan tetapi, jalan menuju wilayah itu tidak semuanya mulus.

Beruntung, arus lalu lintas di daerah tersebut tak sepadat di Jakarta atau kota besar lainnya sehingga kendaraan bisa memacu kecepatan di atas 60 kilometer per jam. Sepanjang perjalanan,  Anda akan disuguhkan hamparan hutan yang lebat dan anggrek tanah di kanan dan kiri jalan.

Perkampungan penduduk di Distrik Klamono sangat jarang. Apalagi, ketika memasuki kawasan sumur minyak tua Klamono. Suasananya sangat sepi, khas pedesaan. Akan tetapi, di daerah yang sepi tersebut menyimpan harta karun. Yakni, sumur minyak peninggalan zaman kolonial Belanda. Sumur minyak tersebut berada di tengah-tengah hutan belantara Distrik Klamono.

Muhammad Irfan, supervisor Bagian Operasi Produksi dan Pengumpulan Stasiun Pengumpul Minyak Pertamina EP Klamono, mengatakan, sumur minyak di wilayah ini sudah ada sejak 1938. Sumur tersebut awalnya ditemukan oleh pasukan Belanda yang berada di Papua. "Jadi, sumur ini sudah sangat tua," ujarnya kepada Republika, akhir pekan kemarin.

Meskipun berusia tua, sumur ini masih produktif. Terbukti, sampai hari ini dari 205 sumur yang ada, 141 di antaranya masih mampu memproduksi minyak meski hasil produksinya ‘terseok- seok’.

Setiap harinya, ratusan sumur minyak tersebut mampu menghasilkan 125 ribu barel. Namun, hasil tersebut masih dalam keadaan kotor. Yakni, campuran antara minyak dan air. Jika minyak dan air dipisahkan, hasil yang diperoleh secara bersih hanya 1.000 barel per hari. Dengan kata lain, minyak yang dihasilkan dari pengeboran setiap harinya hanya satu persen. "Sebenarnya, sumur tua ini pernah berjaya pada zaman Belanda lalu. Kabarnya, hasil produksinya mencapai 5.000 barel per hari," kata Irfan. 

Meski minyak yang dihasilkan sangat kecil, Pertamina tetap memelihara sumur tersebut dan melakukan pengeboran setiap hari. Saat ini, di stasiun pengumpul Klamono ada lima kilang dengan kapasitas masing-masing 2.500 barel.

Dari lima kilang itu, tiga di antaranya difungsikan sebagai area pemisahan minyak dengan air. Dua kilang lainnya sebagai area pengumpul minyak sebelum didistribusikan. rep:ita nina winarsih ed: nidia zuraya

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement