Kadin meminta semua pihak mewujudkan iklim usaha yang kondusif.
JAKARTA -Mengakhiri perdagangan di akhir pekan ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup anjlok ke level di bawah 5.000. Pada penutupan perdagangan Jumat (3/10) kemarin, IHSG berakhir di level 4.944,68, melemah 56,46 poin atau 1,03 persen.
Sementara, indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 10,59 poin atau 1,26 persen ke level 832,27. Awal pekan ini, IHSG sempat rebound 9,45 poin atau 0,18 persen ke level 5.142,01 saat penutupan perdagangan, Senin (29/9).
Foto:Wihdan Hidayat/Republika
Berdasarkan rekapitulasi perdagangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perdagangan kemarin diwarnai aksi jual atau net sell investor asing, sebanyak 296,07 juta lembar saham atau senilai Rp 868,75 miliar. Indeks bergerak pada kisaran 5.024,57-4.949,35. Volume saham yang diperdagangkan 5,30 juta lot saham dengan nilai Rp 5,84 triliun.
Pada perdagangan kemarin, hampir semua sektor ditu tup di zona merah. Hanya infrastruktur ditutup menguat di zona hijau.
Anjloknya IHSG ini terjadi di tengah menguatnya pasar saham regional. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,30 persen ke level 15.708,65. Begitu pula indeks Hang Seng Hong Kong dan Straits Times Singapura, yang masing-masing menguat 0,57 persen ke level 23.064 dan 0,76 persen ke level 3.253,24.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai terpuruknya IHSG pascapelantikan pimpinan DPR hanya sementara. `'Ini sentimen jangka pendek. Dari tekanan jual yang terjadi saat ini, jumlahnya tidak masif,''kata Satrio, Jumat (3/10).
Ia melihat sentimen politik nasional tidak pernah bertahanlama. Tetapi, kinerja pemerintah baru yang belum tergambar, menurut Satrio, membuat peluang IHSG untuk reboundmasih mungkin.
Sentimen positif juga masih mungkin tercipta jika kondisi regional dan dalam negeri membaik.Satrio melihat adanya force sell oleh investor lokal. Jika force sell investor lokal terus berlanjut, IHSG bisa tertekan.Apalagi investor lokal juga banyak yang bermasalah dengan rekening margin.
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto meminta penurunan indeks harus segera diatasi karena bisa memicu krisis ekonomi nasional yang lebih luas. Karena itu, ia meminta pemerintahan SBY dan presiden terpilih Joko Widodo proaktif mewujudkan rekonsiliasi politik nasional.
"Kadin mendorong seluruh komponen bangsa saling membahu mewujudkan iklim usaha kondusif dan tetap menjaga kepastian politik." rep:Fuji Pratiwi ed: nidia zuraya
RALAT
Dalam berita berjudul “Kinerja EC Meningkat Sejak IPO” yang terbit pada Rabu (1/10) di halaman 13,dalam paragraf dua tertulis laba usaha Rp 160 miliar. Seharusnya, yang benar adalah Rp 207 miliar.Demikian ralat ini disampaikan. Terima kasih.