Sabtu 11 Oct 2014 21:10 WIB

Ekspor Kopi Diprediksi Naik

Red: operator

JAKARTA -Ekspor komoditas kopi Indonesia hingga akhir tahun diprediksi tumbuh hingga 10 persen atau setara dengan nilai 1,2 miliar dolar AS. Lonjakan ekspor tersebut didorong gagal panen di Brasil yang merupakan negara produsen kopi terbesar di dunia.

Direktur Jenderal Pengem bangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, kopi Indonesia berpeluang merebut pasar dunia setelah pertumbuhan produksi kopi Brasil merosot. Kondisi itu didukung harga kopi di pasar internasional yang masih tinggi. Harga kopi robusta dan arabika antara Rp 60 ribu dan Rp 120 ribu per kilogram.

Sedangkan, harga kopi luwak mencapai lebih dari 125 dolar AS per kilogram."Apalagi, sejak Juni, petani kita telah memasuki musim panen kopi," ujar Nus di Jakarta, Jumat (10/10).

Dalam tiga tahun terakhir, ekspor kopi nasional terus melonjak.Nilai ekspor kopi pada 2011 tercatat sebesar 1,03 miliar dolar AS. Nilai itu melonjak pada 2012 menjadi 1,2 miliar dolar AS atau sekitar 448 ribu ton. Ekspor kopi meningkat lagi pada 2013 menjadi 534 ribu ton atau setara 1,17 miliar dolar AS.Sedangkan, ekspor pada Januari-Juli 2014 tercatat mencapai 192,9 ton dengan nilai 529,4 juta dolar AS.

Kopi asal Indonesia sebagian besar diekspor ke AS dan Eropa Timur. Saat ini, pasar di Asia Timur, seperti Korea Selatan, juga menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia.

Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Leman Pahlevi mengatakan, hasil produksi kopi tahun lalu menurun menjadi 500 ribu ton dari sebelumnya mencapai 700 ribu ton. Penurunan tersebut dipengaruhi musim kemarau yang relatif panjang."Efek kemaraunya masih terasa ke musim kopi tahun ini," ujarnya.

Meski begitu, sampai akhir musim kopi mendatang, produksi diprediksi meningkat hingga 600 ribu ton. Musim panen kopi dihitung sejak Oktober sampai Sep tember tahun depan.

Menurutnya, bisnis kopi Tanah Air masih menjanjikan. Bahkan, kebutuhan dalam negeri untuk komoditas kopi meningkat. Dalam empat tahun terakhir, angka konsumsi kopi meningkat drastis dari 600 gram per kapita menjadi 1,3 kilogram per kapita per tahun.

"Makanya, petani kita harus menggenjot produksi. Karena, peluang bisnis kopi masih cukup tinggi," ujarnya. rep:Ita Nina Winarsih ed: nur aini

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement