Rabu 29 Apr 2015 13:00 WIB

Investasi Capai Rp 124,6 Triliun

Red:

JAKARTA — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis target investasi 2015 sebesar Rp 519,5 triliun akan tercapai. Kepala BKPM Franky Sibarani menyebut, optimisme ini  berdasar pada realisasi investasi sepanjang kuartal I (Januari-Maret 2015) yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2014.

BKPM mencatat, realisasi penanaman modal pada kuartal I 2015 sebesar Rp 124,6 triliun, meningkat 16,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 106,6 triliun.  Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA), realisasinya mencapai Rp 82,1 triliun atau meningkat 14 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72 triliun.

Singapura tercatat sebagai negara asal PMA terbesar dengan nilai investasi 1,2 miliar dolar AS. Kemudian disusul Jepang 1,2 miliar dolar AS, Korea Selatan 0,6 miliar dolar AS, Inggris 0,4  miliar dolar AS, dan Amerika Serikat 0,3 miliar dolar AS.

"Ini memperlihatkan minat investasi di Indonesia masih besar. Terlebih dengan adanya pelayanan terpadu satu pintu, target 2015 bisa tercapai," ujar Franky saat jumpa pers, di Jakarta, Selasa (28/4).

Dari wilayah sebaran investasi, minat investor untuk menanamkan modalnya di luar Pulau Jawa semakin meningkat. Porsi realisasi investasi di luar Jawa meningkat menjadi 43,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 41,8 persen. 

"Di Jawa, realisasi investasi sebesar Rp 69,9 triliun dan luar Jawa sebesar Rp 54,7 triliun," ujar Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis.

Dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, realisasi investasi di Jawa sebesar Rp 62 triliun atau 58,2 persen dan investasi luar Jawa mencapai Rp 44,6 triliun atau 41,8 persen dari total realisasi investasi.

BKPM juga mencatat, Provinsi Jawa Barat masih menjadi favorit bagi investor asing dan dalam negeri untuk menanamkan modalnya. Untuk PMA, Jawa Barat tetap bercokol di posisi teratas dengan nilai 1,9 miliar dolar AS atau 29,4 persen dari total realisasi PMA. Jawa Barat masih lebih tinggi dari Kalimantan Timur dengan 0,5 miliar dolar AS dan Banten dengan 0,5 miliar dolar AS. Sedangkan, Jakarta di posisi keempat untuk PMA dengan 0,4 miliar dolar AS.

Untuk penanaman modal dalam negeri, Jawa Barat berhasil menarik investasi sebesar Rp 10,6 triliun atau 24,9 persen dari seluruh realisasi investasi dalam negeri selama kuartal I 2015. Angka ini lebih tinggi dari Jawa Timur senilai Rp 6,9 triliun ataupun DKI Jakarta sebesar Rp 5,3 triliun.

"Secara total, baik PMDN atau PMA Jawa Barat ranking pertama dengan Nokia realisasi investasi sebesar Rp 34,9 triliun atau 28 persen dari seluruh realisasi. Kedua, Jawa Timur dengan Rp 11,4 triliun, dan ketiga, DKI Jakarta dengan Rp 10,9 triliun," ujar Azhar.

Sementara dari sisi sektor usaha, sektor pertambangan masih menduduki peringkat teratas dalam realisasi penanaman modal pada kuartal I 2015. Azhar menyebut, dalam realisasi penanaman modal asing dan dalam negeri, sektor pertambangan menyumbang Rp 15 triliun atau 12 persen dari total realisasi.

"Sedangkan, industri makanan menduduki tempat kedua dengan realisasi sebesar Rp 12,8 triliun atau 10,3 persen. Listrik, gas, dan air sebesar Rp 11,7 triliun atau 9,4 persen," jelas Azhar.

Posisi keempat diduduki sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp 11,3 triliun atau 9,1 persen. Sedangkan, posisi kelima dipegang oleh industri logam dasar barang logam, mesin, dan elektronik dengan angka Rp 10,8 triliun atau 8,6 persen. c85 ed: Nidia Zuraya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement