REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keputusan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan kado Tahun Baru 2016 yang indah bagi rakyat Indonesia. Anggota Komisi XI DPR Mukham mad Misbakhun menilai, keputusan pemerintahan Presiden Joko Widodo patut diapresiasi karena dibutuhkan keberanian mengambil keputusan yang memiliki dampak luas.
"Ini sebuah politik berani yang berpihak pada rakyat kecil," katanya di Jakarta, Jumat (25/12).
Menurut Misbakhun, penurunan harga BBM bersubsidi jenis Premium dan solar adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap harapan rakyat. Pemerintah telah mengambil kebijakan tepat dengan kebijakan ini.
Politikus Partai Golkar ini menilai, penurunan harga BBM bersubsidi akan mendorong daya beli masyarakat sehingga meningkatkan outputsektor produksi. "Secara makro mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya seperti dilansir kantor berita Antara.
Lebih lanjut, Misbakhun menambahkan, keputusan pemerintah juga sejalan dengan masukan dan saran dari Partai Golkar bahwa sudah saatnya harga Premium diturunkan menyusul menurunnya harga minyak di pasar dunia. Apalagi, sebagian besar kebutuhan BBM nasional diimpor sehingga sudah sepantasnya pemerintah menurunkan harga BBM.
Pemerintah melalui Menteri ESDM Sudirman Said, Rabu (23/12) petang, mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi, yakni Premium dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter serta solar dari Rp 6.900 per liter jadi Rp 5.950 per liter. Harga baru tersebut baru akan berlaku mulai 5 Januari 2016.
Berbicara di Kantor Presiden, Sudirman menjelas kan alasan di balik keputusan ini. "Tahun ini, kita menyaksikan berbagai kebijakan yang dirasa semakin memberikan efisiensi," katanya. Ia mengatakan, dari tiga komponen pembentuk harga BBM, seluruhnya memungkinkan bagi penurunan harga solar dan Premium secara signifikan.
Ketiga komponen itu, yakni harga minyak dunia, kurs mata uang, dan efisiensi mata rantai pasok an yang 97 persen dikelola Pertamina. Bahkan, bukan sekadar memenuhi nilai keekonomian, harga BBM mulai tahun depan sudah termasuk pungutan dana ketahanan energi di mana untuk solar sebesar Rp 300 per liter dan untuk Premium Rp 200 per liter.
Selain itu, efisiensi juga didorong oleh selesainya modernisasi kilang Cilacap tahap 1 sehingga me nurunkan impor minyak. "Dalam tiga bulan terakhir, ada penurunan crude80 persen sejalan penurunan mob solar 18 persen dalam bulan-bulan terakhir. Ada anomali di mob Premium, yakni turun delapan persen, solar (turun) lebih signifikan," ujarnya.
Pengamat energi Marwan Batubara berharap pemerintah dapat melakukan intervensi terhadap harga barang dan jasa setelah menurunkan harga BBM. Sebab jika tidak, maka efek penurunan harga BBM tidak akan besar. Salah satu yang wajib diintervensi adalah transportasi. ed: Muhammad Iqbal