JAKARTA -- Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mulai berlaku kemarin, berujung pada melonjaknya konsumsi oleh konsumen. Imbasnya, stok BBM terutama jenis Premium di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah pun habis.
Berdasarkan pantauan Republika di Surabaya, Jawa Timur, maupun Padang, Sumatra Barat, sejumlah SPBU mengalami kelangkaan BBM. Contohnya, SPBU di Karangpilang, Surabaya, dan SPBU di Ulak Karang, Padang.
Salah satu sopir angkot jurusan Pasar Raya-Ampang, Deni (26 tahun), mengeluhkan kelangkaan BBM di Kota Padang. "Bagaimana mau cari penumpang kalau BBM kosong. Padahal bensin baru turun harganya," ujarnya, di Padang, Selasa (5/1).
Deni mengaku sangat menyayangkan kelangkaan ini. Dirinya pun merasa bingung sebab kelangkaan BBM di Kota Padang terjadi secara bersamaan. Denny pun menduga kelangkaan BBM terjadi akibat permainan pemilik SPBU.
Senior Supervisor External Relation Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumatra Bagian Utara, Fitri Erika, kepada Republika menjelaskan alasan di balik kelangkaan BBM. "Terjadi lonjakan konsumsi BBM sehingga menyebabkan stok di SPBU lebih cepat habis," katanya.
Lonjakan tersebut, menurutnya, disebabkan adanya penurunan harga BBM. Meskipun begitu, Erika memastikan stok BBM untuk wilayah Sumbar lebih dari cukup.
Di Terminal Teluk Kabung, stok yang ada mampu melayani 113 SPBU. Terdapat 35 ribu kiloliter atau 3,5 juta liter Premium dan 45 ribu kiloliter atau 4,5 juta liter solar. Sementara, rerata konsumsi Premium di Sumbar sebanyak 1.900 kiloliter per hari dan solar sebanyak 1.000 kiloliter per hari.
"Jadi, tak ada kendala dari sisi stok. Untuk kita, Premium di Sumbar saat ini dalam jumlah yang sangat cukup, sangat banyak malah," ujar Erika. Saat ini, menurut Erika, kondisi sejumlah SPBU yang sempat mengalami kekosongan BBM sudah mulai pulih. "Sudah teratasi di Sumbar," ujarnya.
Dari Jakarta dilaporkan, meski tidak sampai habis, penjualan BBM di SPBU Cikini, Jakarta Pusat, mengalami peningkatan. "Untuk penjualan BBM jenis Premium dari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB sudah terjual sebanyak 5.000 liter," ujar Kepala SPBU Coco Cikini Arif Fahmi.
Menurut Arif, banyak konsumen yang menunggu waktu pembelian BBM hingga pemerintah menetapkan harga baru pada Selasa pukul 00.00 WIB. Sehingga, penjualan BBM baru meningkat pada Selasa pagi di SPBU ini.
Pemerintah melalui Menteri ESDM Sudirman Said mengumumkan penurunan harga BBM jenis Premium dan solar yang mulai berlaku kemarin. Dalam rencana semula, harga Premium non-Jawa-Madura-Bali (Jamali) turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 7.150 per liter. Sedangkan, harga solar turun menjadi Rp 5.950 dari harga Rp 6.900 per liter.
Tarif angkot
Penurunan harga BBM tidak serta-merta akan diikuti penurunan tarif angkutan kota. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan Montgomery Munthe memastikan tidak akan ada penurunan tarif angkot. "Saya pastikan tidak akan ada penurunan," ujarnya.
Montgomery mengatakan, penurunan harga BBM jenis Premium sebesar Rp 350 per liter dan solar Rp 950 per liter tidak terlalu berpengaruh terhadap penurunan biaya operasional angkutan kota. Apalagi, hampir seluruh angkot menggunakan BBM jenis Premium dengan pemakaian rata-rata 30 liter per hari.
"Jika dihitung total penurunan biaya operasionalnya hanya Rp 10.500. Nggak terlalu terpengaruh," katanya. Sementara, Organda Provinsi Jawa Barat hingga saat ini masih melakukan evaluasi penurunan tarif angkutan kota terkait turunnya harga BBM.
"Masih dievaluasi dan rencana besok Dishub Jabar akan mengundang kami untuk menghadiri rapat terkait hal ini," kata Ketua Organda Provinsi Jawa Barat Dedeh Widarsih. Dedeh menegaskan, organda hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan tarif kepada seluruh pengusaha angkutan darat terkait kebijakan penurunan harga BBM. antara ed: muhammad iqbal