Kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Premium ataupun solar melahirkan cerita-cerita menarik dari sejumlah daerah. Hal yang paling lazim ditemukan adalah panjangnya antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Namun, selain itu, terdapat cerita menarik lainnya.
Dan cerita ini melibatkan para "pelangsir." Apa yang dimaksud dengan pelangsir? Siapakah mereka?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, pelangsir memiliki kata dasar langsir. Terdapat dua pengertian, yaitu mengatur sambil menggandeng-gandengkan gerbong kereta api (kata kerja) dan berjalan mondar-mandir (kata percakapan).
Bagi masyarakat di sejumlah daerah, pelangsir BBM memiliki makna seseorang yang membeli BBM dengan jumlah besar untuk kemudian dijual kembali kepada pihak lain demi memperoleh keuntungan. Seperti yang terpantau di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Selasa (12/1).
Ratusan pelangsir BBM memadati beberapa SPBU. Bahkan, aksi mereka terlihat secara terang-terangan. "Kami sangat terganggu dengan aktivitas para pelangsir itu. Sebab, akibat ulah mereka, memperparah antrean di SPBU," kata Adrianto, salah seorang warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, Kalteng, saat ditemui Antara.
Meski telah mengganggu antrean kendaraan lain yang akan melakukan pengisian BBM, anehnya para pelangsir tersebut justru diberikan layanan lebih dulu oleh petugas SPBU. Adrianto menduga, pelangsir BBM di daerah itu mendapat pelayanan khusus dari petugas SPBU karena membayar lebih.
Aksi pelangsir terlihat semakin bebas lantaran tidak adanya upaya penertiban oleh aparat berwenang di daerah itu. Para pelangsir BBM di SPBU tersebut muncul sejak pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi. Hasil langsiran para pelangsir diduga dijual kembali ke sejumlah perusahaan yang ada di wilayah Kotawaringin Timur.
"Kami berharap aksi pelangsir tersebut segera ditertibkan. Sebab, keberadaannya sangat mengganggu kenyamanan orang banyak," ujar Adrianto. Selain mengganggu masyarakat yang akan melakukan pengisian BBM, keberadaan pelangsir secara langsung juga telah memicu stok di SPBU cepat habis. "Tidak menutup kemungkinan, dalam sehari bisa mencapai ribuan liter BBM yang dilangsir. Karena mereka menggunakan mobil untuk mengangkut BBM hasil langsirannya itu," katanya.
Masih dari provinsi yang sama, beberapa waktu lalu, pengelola Agen Pengisian Minyak dan Solar (APMS) Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, mengatakan, kebijakan untuk menjual BBM baik jenis Premium maupun solar kepada pelangsir diambil karena jumlah pembeli sangat minim. "Jatah BBM APMS untuk Premium dan solar masing-masing 5.000 liter per hari, sedangkan jumlah pembeli minim. Jadi, kita terpaksa menjual BBM kepada pelangsir untuk menghindari terjadinya kelebihan penyimpanan," ujarnya.
Ia menambahkan, meski telah menjual BBM kepada pelangsir, bukan berarti pengelola APMS lebih mendahulukan pelangsir dalam antrean daripada masyarakat biasa. "Kami akan melayani 10 sampai 12 orang pembeli dari jalur antrean masyarakat biasa terlebih dahulu. Setelah semua pembeli dari masyarakat biasa tadi selesai, baru kita melayani pelangsir," ujarnya. n