Kamis 28 Apr 2016 16:00 WIB

BCA Raih Laba Bersih Rp 4,5 Triliun

Red:

JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meraih laba bersih sebesar Rp 4,5 triliun pada kuartal I 2016. Raihan ini bertumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 4,1 triliun.

Keberhasilan BCA meraih laba bersih ini ditopang pendapatan operasional BCA yang terdiri atas pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan mengalami pertumbuhan 17 persen menjadi Rp 12,8 triliun dibanding periode sama 2015 yang tercatat Rp 11 triliun.

Sedangkan dari sisi kredit, per akhir Maret 2016, portofolio kredit BCA menembus Rp 373,7 triliun. Nilai ini meningkat 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, ditopang oleh posisi likuiditas dan permodalan yang kokoh, BCA berkomitmen untuk mendukung kebutuhan pinjaman nasabah di tengah kondisi ekonomi yang bergerak lambat. "Langkah tersebut diikuti dengan penerapan prinsip-prinsip penyaluran kredit yang prudent," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/4).

Jika diperinci, pertumbuhan kredit korporasi tertinggi dicetak kredit korporasi, yaitu 18,5 persen menjadi Rp 129,4 triliun. Disusul kredit kendaraan bermotor (13,8 persen menjadi Rp 32,7 triliun), kredit konsumer (10,9 persen menjadi Rp 102,1 triliun), kredit pemilikan rumah (9,4 persen menjadi Rp 59,9 triliun), serta kredit usaha kecil dan menengah (5,9 persen menjadi Rp 142,3 triliun).

Sedangkan, rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,1 persen. Dibandingkan periode sama tahun lalu, NPL mengalami kenaikan 0,7 persen.

Melihat situasi perekonomian yang belum sepenuhnya kondusif, lanjut Jahja, kenaikan NPL tersebut telah diperkirakan dan berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima. Menurut Jahja, kenaikan NPL yang signifikan tersebut salah satunya dipicu oleh nasabah korporasi yang melakukan pinjaman sekitar Rp 500 miliar dan menyumbang NPL sebesar 0,2 persen."Kalau dikeluarkan satu korporasi ini maka 0,9 persen," ujarnya.

Tren NPL pada tahun ini dinilai berpotensi meningkat hingga September 2016. Sebab, sebagaimana dijelaskan di awal, pertumbuhan ekonomi masih belum stabil. "NPL masih akan meningkat," katanya.

BCA mencatat, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan 5,7 persen yoy mencapai Rp 470,4 triliun pada akhir Maret 2016. Dana CASA tetap menjadi kontribusi utama terhadap total pendanaan bank, yaitu sebesar 76,9 persen terhadap DPK.

Menurut Jahja, DPK naik secara melambat karena BCA telah menurunkan suku bunga deposito hingga delapan kali sejak 2015. Setiap bulannya, sejak tahun lalu, BCA menurunkan suku bunga deposito sebanyak 0,25 persen.

Sehingga, saat ini deposito tertinggi sebesar 5,5 persen, termasuk yang paling rendah di antara perbankan lain. "Otomatis karena bunganya tidak terlalu menarik, maka deposito ini tidak akan untuk naik. Tidak ada persaingan kita dengan bank-bank lain. Komposisi CASA itu hampir 77 persen, masih dominan di CASA, deposito kita agak mudah. Dengan menyesuaikan dengan mendekatkan penjaminan itu akan naik pasti," ujar Jahja menjelaskan.   c37, ed: Muhammad Iqbal

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement