Rabu 11 Jan 2017 16:00 WIB

BRI Imbau Nasabah Waspadai Cyber Crime

Red:

JAKARTA -- Kejahatan siber atau cyber crime meningkat seiring dengan pesatnya teknologi informasi yang digunakan oleh industri perbankan. Praktik kejahatan perbankan yang melibatkan kecanggihan teknologi sudah terjadi sejak lama. Para pelaku kejahatan tidak pernah kehabisan akal membobol sistem.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengimbau agar nasabah waspada terhadap permintaan data pribadi untuk menghindari adanya kejahatan siber. "Apabila terjadi pembobolan rekening oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, bukan hanya pemilik rekening saja yang dirugikan, akan tetapi bank juga ikut dirugikan karena membuat kepercayaan nasabah untuk menyimpan uangnya di bank menjadi menurun," ujar Sekretaris Perusahaan Bank BRI Hari Siaga Amijarso dalam siaran pers pada Selasa (10/1).

Salah satu praktik kejahatan yang melibatkan kecanggihan teknologi yang kerap terjadi dan meresahkan masyarakat, di antaranya, pelaku berpura-pura sebagai seseorang dari pihak bank dan meminta data-data nasabah dengan berbagai alasan melalui media SMS, telepon, ataupun e-mail. Hari menegaskan bahwa BRI tidak pernah meminta data pribadi nasabah, termasuk untuk pengkinian data melalui SMS, telepon, e-mail, maupun media sosial.

Menurut Hari, perubahan data pribadi hanya dapat dilakukan melalui kantor BRI terdekat dengan membawa KTP, kartu ATM, dan buku tabungan. "Dari sisi nasabah, penting untuk mengetahui dan memahami modus operandi seperti ini, sehingga dapat dilakukan upaya preventif agar terhindar dari kejahatan perbankan," ujar Hari.

Hari mengatakan, BRI selalu melakukan pembaharuan terus-menerus terkait kebijakan keamanan informasi nasabah, sistem, dan infrastruktur guna memastikan transaksi dan rekening nasabah aman. Selain itu, ia mengatakan bahwa BRI gencar melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai tips bertransaksi yang aman melalui berbagai bentuk sarana komunikasi, seperti melalui media massa, e-mail messaging, dan akun media sosial resmi BRI untuk meningkatkan awareness nasabah dan memastikan nasabah berhati-hati dalam bertransaksi.

"Kami mengimbau kepada nasabah, apabila ada pihak di luar Bank BRI mencoba melakukan penyalahgunaan atas nama Bank BRI, agar segera menghubungi kantor cabang BRI terdekat atau menghubungi call BRI di 14017 untuk melakukan konfirmasi," kata Hari.

Hingga kuartal III 2016, BRI membukukan laba bersih sebesar Rp 18,6 triliun atau naik tipis 1,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 18,28 triliun. Faktor utama yang mendorong raihan laba bersih di kuartal III 2016, di antaranya, pendapatan bunga bersih (nett interest income) perseroan yang mencapai Rp 48,6 triliun atau tumbuh sebesar 16,8 persen year on year (yoy). Sedangkan, perolehan pendapatan berbasis komisi (fee based income) adalah sebesar Rp 6,6 triliun atau tumbuh sebesar 25,9 persen yoy.

Untuk DPK, hingga akhir bulan September 2016, tumbuh sebesar 8,8 persen yoy menjadi sebesar Rp 665,5 triliun. Adapun dari total DPK yang berhasil dihimpun, sebanyak 57,6 persen dalam bentuk CASA, seperti giro dan tabungan yang tumbuh sebesar 11,7 persen yoy atau menjadi Rp 383,4 triliun.

Adapun komposisi sebesar 42,4 persen dalam bentuk deposito tercatat tumbuh sebesar 5,3 persen yoy atau menjadi Rp 282,1 triliun. Dengan komposisi yang seperti itu, Bank BRI berhasil menurunkan biaya dananya dari yang sebelumnya 4,3 persen di kuartal III 2015 menjadi 3,9 persen di kuartal III 2016.     rep: Idealisa Masyrafina, ed: Satya Festiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement