Jumat 30 May 2014 14:00 WIB

Pasar Uang Antarbank Ditingkatkan

Red:

oleh:Satya Festiasni -- Transaksi valas saat ini belum dapat menahan gejolak akibat arus modal keluar.

JAKARTA — Perbankan menilai buku panduan pasar keuangan akan mengembangkan pasar uang antarbank (PUAB). Dengan begitu, likuiditas valuta asing (valas) terjamin dan menstabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Head of Treasury PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Branko Windoe mengatakan, kehadiran panduan pasar keuangan yang disusun oleh Komite Pasar Valas Indonesia (Indonesia FEMC) akan membuat PUAB berkembang pesat. Berkembangnya PUAB akan memperlancar transaksi antara bank dan nasabah karena mengalirnya likuiditas.

"Antarbank kan lebih ke pemenuhan likuiditas valuta asing (valas). Misalnya, ada yang beli, harus ada yang jual. Kalau tidak, pasarnya tidak sesuai," ujar dia, Rabu (28/5). Tersedianya likuiditas valas akan membuat nilai tukar rupiah stabil. Branko menilai, saat ini rupiah sedang stabil karena tak ada gejolak besar. Namun, transaksi antara bank dan nasabah pun dapat menimbulkan gejolak.

Sebagai contoh, masuknya nasabah asing (offshore) atau portofolio dapat membuat rupiah menguat. Namun, bila tiba-tiba mereka membawa dananya keluar, pasokan dan permintaan valas akan tidak seimbang.

Saat ini, total portofolio di Indonesia lebih besar daripada transaksi valas di pasar uang. Transaksi valas hanya sebesar lima miliar dolar AS per hari dengan transaksi interbank valas hanya sebesar satu miliar dolar AS hingga dua miliar dolar AS. Nilai tersebut dipastikan belum dapat menahan apabila terjadi gejolak seperti arus modal keluar.

Setelah melindurkan buku panduang pasar keuangan yang diresmikan oleh Bank Indonesia (BI), Indonesia FEMC akan membuat buku panduan untuk subjenis pasar keuangan. Ketua Indonesia FEMC Panji Irawan mengatakan, buku panduan pasar keuangan merupakan fondasi bagi seluruh infrastruktur serta pasar. Setelah buku tersebut, akan muncul buku subjenis pasar keuangan.

"Valas dulu, lalu pasar uang antarbank, lalu pasar obligasi, baru pasar derivatif," ujar dia. Dari empat jenis pasar keuangan tersebut, komite akan terlebih dulu fokus pada pasar valas. Mereka menilai pasar valas sangat strategis bagi urat nadi perekonomian Indonesia.

Saat ini, tim tengah menyusun rekomendasi-rekomendasi mengenai pasar-pasar uang tersebut. Rekomendasi tersebut didasarkan pada regulasi atau ketentuan yang telah ada saat ini. Pihaknya akan melihat mana aturan yang kiranya perlu diperbaiki dan mana yang perlu relaksasi. Kemudian, tim akan menyampaikan rekomendasi tersebut pada BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BI menargetkan transaksi valas dapat meningkat tiga kali lipat. Gubernur BI Agus D W Martowardojo mengatakan, jumlah transaksi devisa di Indonesia sangat rendah dan harus ditingkatkan. Menurut dia, untuk mencapai target tersebut tidak sulit, apalagi bagi Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di ASEAN. Target tersebut, menurut dia, bisa tercapai dalam waktu dua hingga tiga tahun.

Namun, peningkatan transaksi valas yang lebih tinggi, selain membutuhkan regulasi, juga memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan tinggi. Di sinilah, panduan pasar keuangan tersebut dibutuhkan. "Upaya pendalaman pasar keuangan harus jadi komitmen kita. Kalau kita mau tingkatkan, kunci utamanya, yakni punya kode etik, supaya ada kepercayaan," ujar dia.

BI juga akan merelaksasi ketentuan transaksi devisa. Aturan yang ada saat ini dianggap sangat ketat dan kurang mendukung pengembangan pasar keuangan. ed: fitria andayani

sumber : http://pusatdata.republika.co.id/detail.asp?id=738485
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement