JAKARTA -- PT Philips Indonesia terus melakukan inovasi teknologi agar tetap bersaing dalam bisnis elektronika di Indonesia. Hal ini terkait perkembangan gaya hidup modern dan teknologi lampu LED yang semakin maju. Produk Phillips menyesuaikan kebutuhan konsumen.
Presiden Direktur PT Philips Indonesia Suryo Suwignjo menyatakan, perusahaan terus membuat berbagai produk lampu LED dengan model lighting dan flashing yang berbeda-beda. "Konsumen kelas menengah Indonesia semakin berminat dengan model perkembangan desain lighting dan flashing yang unik dan berbeda-beda, terutama untuk perkantoran, pusat bisnis, mal, dan hotel," tutur Suryo.
Misalnya, desain lighting dan flashing berdasarkan asas manfaat, seperti bagian ruangan mana yang harus mendapatkan cahaya terang, redup, atau bahkan tidak ada cahaya.
Perpaduan lampu LED dengan pencahayaan berbeda-beda ini akan menimbulkan desain flashing dan lighting yang sangat unik dan kesan imajiner sesuai selera konsumen. "Kami berupaya mengembangkan produk-produk lampu LED Philips ke arah sana, mengikuti selera konsumen," papar Suryo dalam kunjungan ke kantor Republika, Kamis (12/6). Apalagi, lampu-lampu produksi Philips mampu menghemat 60 persen daya listrik, sehingga menguntungkan konsumen.
Salah satu produsen elektronik terbesar di dunia ini juga memproduksi lampu LED Disney yang sangat ramah untuk anak-anak dengan bentuk boneka tokoh-tokoh kartun Disney.
Menurut dia, terkadang, anak-anak suka terbangun tiba-tiba pada malam hari. "Dengan produk ini, anak-anak tidak perlu kaget karena langsung bisa memeluk boneka dan menyalakan lampunya," tutur Suryo.
Boneka lampu LED Disney ini bentuknya kenyal, aman untuk dipeluk dan dijilat-jilat, serta gradasi lampunya sangat aman untuk anak-anak. Produk ini, papar Suryo, merupakan bagian dari inovasi teknologi Philips Indonesia untuk mengembangkan produk ramah anak.
Produk andalan lain adalah microwave Air-Fryer. Keunggulan produk ini adalah menggunakan udara sebagai bahan bakar untuk memasak makanan. Presiden Direktur PT Philips Indonesia Suryo Suwignjo menyatakan teknologi microwave sangat mengutamakan kesehatan bagi konsumennya. "Makanan gorengan yang biasa kita makan selama ini, di tempat-tempat umum, menggunakan minyak yang mengandung jelantah sebagai bahan bakar," ujar mantan petinggi IBM Indonesia ini.
Minyak jelantah ini mengandung risiko kesehatan cukup tinggi bagi tubuh manusia karena dapat menyebabkan penyakit jantung dan kolestrol tinggi. Sementara, microwave yang digunakan selama ini masih menggunakan sinar ultra violet, sehingga mengandung radiasi bagi tubuh manusia.
Itu sebabnya, ujar Suryo, PT Philips Indonesia mengembangkan dan memproduksi Microwave Air-Fryer yang menggunakan udara untuk menggoreng makanan. "Harga per unit microwave Air-Fryer ini sekitar Rp 3 juta, persisnya saya lupa," ujar Suryo.rep:c57 ed: zaky al hamzah