Rabu 18 Jun 2014 14:00 WIB

Satu Dekade Kinerja BRI Melesat

Red:

BANDAR LAMPUNG — Kinerja keuangan dan operasional Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dalam satu dekade sejak 2003. Pada rentang waktu itu, pertumbuhan aset lebih dari enam kali lipat dari Rp 95 triliun menjadi Rp 606 triliun.

 

 

 

 

 

 

 

"Pertumbuhan BRI ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional,"" kata Direktur Utama BRI Sofyan Basir, Selasa (17/6). Menurutnya, dengan pertumbuhan aset yang konsisten tersebut, pangsa pasar BRI meningkat dari 7,8 persen pada 2003 menjadi 12,24 persen pada akhir 2013.

Sedangkan bidang perkreditan, BRI tumbuh hampir 10 kali lipat dalam periode yang sama, yaitu dari Rp 47 triliun pada 2003 menjadi Rp 431 triliun pada 2013. Keberhasilan penyaluran kredit ini menjadikan Bank BRI sebagai penyalur kredit terbesar dengan pangsa pasar dari 10,08 persen pada 2003 menjadi 13,08 persen pada 2013.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Sofyan mengatakan bahwa BRI sukses menghimpun lebih dari Rp 486 triliun pada akhir Tahun 2013 atau meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan posisi tahun 2003, yang tercatat sebesar Rp 76 triliun. "Pertumbuhan ini meningkatkan pangsa pasar BRI dari 8,59 persen menjadi 13,27 persen," ujarnya.

Prestasi BRI juga terjadi pada sisi laba. Yakni, terjadi peningkatan perolehan laba dari Rp 2,58 triliun pada 2003 menjadi Rp 21,16 triliun pada 2013 atau kurang lebih meningkat delapan kali lipat. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi di perbankan nasional sejak tahun 2005.

Ia menjelaskan bahwa BRI juga menjadi bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) yang terbesar. Sejak program KUR diluncurkan presiden pada November 2007 sampai Desember 2013, BRI telah menyalurkan Rp 87 triliun atau 63 persen dari KUR nasional. Total debiturnya mencapai 9,3 juta orang atau 92,5 persen dari total KUR nasional.

Menurutnya, ekspansi kredit mikro BRI yang dibarengi peningkatan jumlah debitur mencerminkan perluasan jangkauan dan pelayanan BRI ke seluruh masyarakat mikro Indonesia. BRI, kata Sofyan, berkomitmen menyalurkan KUR tersebut untuk menunjukkan dukungan kepada program pemerintah guna mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan.

BRI juga berhasil menekan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) kotor dari 6,03 persen pada 2003 menjadi 1,55 persen pada 2013. Bahkan, tingkat NPL kredit mikro BRI selalu terjaga di bawah dua persen dalam lima tahun berturut-turut. NPL kredit mikro pada 2013 hanya sebesar 1,33 persen.

rep:mursalin yaslan ed: fitria andayani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement