Jumat 04 Jul 2014 16:00 WIB

Commonwealth Life Bidik Pasar Timur Indonesia

Red:

JAKARTA -- Perusahaan asuransi Commonwealth Indonesia akan melebarkan sayapnya ke wilayah timur Indonesia. Direktur Commonwealth Life Pieter Wattimena mengatakan, tahun ini perseroan akan membuka empat kantor baru.

Wilayah timur Indonesia dibidik karena pertumbuhan tidak hanya terjadi di Sumatra dan Jawa. "Pertumbuhan di timur juga semakin pesat," kata Pieter di Jakarta, belum lama ini. Rencananya, kata dia, empat kantor cabang tersebut akan dibuka di Sulawesi dan Kalimantan.

Perseroan juga melihat ada potensi di Papua. Tapi, Pieter belum dapat memastikan apakah kantor baru akan dibuka di Pulau Kepala Burung tersebut. Pasalnya, Commonwealth sudah memiliki satu kantor di Papua. Potensi pasar asuransi di timur Indonesia masih sangat tinggi.

Apalagi, pertumbuhan kelas menengah tidak hanya terjadi di wilayah barat saja, tetapi juga di wilayah timur. "Inilah yang menjadi alasan perseroan membuka bisnis baru di kawasan timur Indonesia," jelasnya.

Hingga Desember 2013 Commonwealth Life telah membukukan pendapatan premi senilai Rp 1,82 triliun atau tumbuh 5,6 persen bila dibandingkan dengan premi 2012. Laba perseroan tercatat sebesar Rp 282,7 miliar atau tumbuh 25,18 persen.

Untuk mendukung kinerja perusahaan sepanjang 2014, Commonwealth akan menambah jumlah agen menjadi 12 ribu agen dari jumlah saat ini sebanyak 8.000 agen. Selain meningkatkan jumlah dan kualitas agen, perseroan juga akan menambah mitra distribusi melalui perbankan.

Pemasaran produk melalui bank merupakan bagian dari jalur distribusi. Kontribusinya pun cukup besar, yaitu sebesar 60 persen. Pieter menjelaskan, saat ini perseroan sudah bekerja sama dengan 16 bank untuk penjualan produk asuransi Commonwealth. "Sampai akhir tahun akan kami tambah menjadi 20 bank," kata Pieter.

Sementara, majalah Infobank memperkirakan, industri asuransi umum pada 2014 akan melambat dan hanya mampu mencapai pertumbuhan 15 persen dibanding 2013 yang tumbuh 18 persen. "Kita lihat GDP, prediksinya cuma di kisaran lima persen. Industri ini sangat terpengaruh GDP dan beberapa faktor lainnya. Dengan GDP itu, pertumbuhannya paling 15 persen," kata Wakil Pemimpin Redaksi Infobank Karnoto Mohammad di Jakarta, Kamis, terkait hasil Rating 1234 Asuransi Versi Infobank.

Data Infobank, pada 2013 premi bruto untuk industri itu memang cukup baik, yakni jika diakumulasikan menjadi Rp 40,82 triliun dibanding Rp 34,37 triliunm pada 2012.

Namun, pada 2014 laju pertumbuhan premi bruto perusahaan diperkirakan akan melambat karena GDP 5,8 persen yang diperkirakan akan turun, meskipun masih berada di kisaran lima persen. Selain itu, kinerja sektor rill juga akan berdampak pada pelambatan industri itu.

Untuk industri asuransi jiwa, dia memperkirakan, industri dapat tumbuh 10 persen pada 2014, dengan ditopang semakin tingginya pendapatan masyarakat dan pemulihan pasar modal yang menopang pengembangan perusahaan.rep:friska yolandha/antara ed: zaky al hamzah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement