JAKARTA -- Bank CIMB Niaga meraih laba bersih konsolidasi (unaudited) Rp 1,95 triliun pada semester pertama 2014. Jumlah ini turun 8,5 persen dari periode sama 2013, yaitu Rp 2,13 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, penurunan laba bersih ini disebabkan peningkatan tidak signifikan pada pendapatan bunga bersih sebesar 4,0 persen (yoy). Juga, penurunan pada fee income menjadi Rp 1,51 triliun atau turun 5,9 persen (yoy). "Penurunan terjadi sebagai dampak dari kondisi operasional yang semakin menantang," kata Arwin kepada Republika, Kamis (24/7).
Foto:Yudhi Mahatma/ANTARAFOTO
Wakil Presdir PT Bank CIMB Niaga Tbk James Rompas (kanan) dan Wakil Presiden Komisaris CIMB Niaga Glenn MS Yusuf memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Jakarta, Jumat (26/7)
CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset dengan jumlah Rp 224,84 triliun. Aset Bank CIMB niaga tumbuh 11,2 persen dibandingkan periode sama 2013, yaitu Rp 202,20 triliun.
CIMB Niaga, kata Arwin, memahami, saat ini iklim usaha memang sulit, ada tekanan likuiditas, rupiah yang melemah, dan peningkatan suku bunga. Namun, jelas dia, CIMB Niaga tetap mempertahankan pertumbuhan aset seiring kemampuan meningkatkan jumlah simpanan dan secara ketat memonitor kualitas aset.
Hingga akhir Juni 2014, total kredit CIMB Niaga tercatat Rp 164,66 triliun, tumbuh 9,1 persen (yoy). Dari total kredit tersebut, kredit di sektor konsumer mengalami perlambatan, sementara kredit untuk small medium micro enterprise (SMME) naik 15,3 persen (yoy) menjadi Rp 33,32 triliun, dan kredit di sektor Korporasi tumbuh 11,7 persen menjadi Rp 47,09 triliun.
CIMB Niaga menjaga CAR pada level 16,08 persen per 30 Juni 2014 dengan peningkatan sebesar 19 bps dibandingkan posisi CAR pada periode sama 2013, sebesar 15,89 persen. rep: elba damhuri ed: zaky al hamzah