JAKARTA — Perlambatan pertumbuhan ekonomi memberikan efek pada pertumbuhan perbankan nasional. Satu per satu perbankan menyatakan merevisi pertumbuhan kreditnya sepanjang 2014.
PT CIMB Niaga Tbk (CIMB) mengatakan bahwa pertumbuhan kredit tidak akan segencar target awal tahun. "Saya rasa mendekati 11 persen," kata Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid kepada wartawan, belum lama ini.
Perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan oleh mahalnya bunga deposito. Tingginya bunga deposito menyebabkan mahalnya dana. Sehingga, perbankan pun memberikan kredit dengan bunga yang lebih tinggi kepada debitur.
Hingga Mei 2014, pertumbuhan kredit secara industri baru tiga persen. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, kemungkinan besar pertumbuhan nasional tidak akan sampai 10 persen.
Tingginya bunga kredit sangat memberatkan dunia usaha. Namun, perbankan mengharapkan adanya suntikan likuiditas pada kuartal III dan IV. Pada semester II belanja negara biasanya meningkat. Dana masyarakat akan bertambah sehingga bunga deposito turun. "Kendala sekarang, kan mahalnya bunga deposito," kata Arwin.
Arwin menambahkan, bunga deposito tidak pernah semahal ini sejak lima hingga tujuh tahun belakangan. Hal ini sangat menyulitkan perbankan dalam berekspansi kredit.
Sebelumnya, PT Bank Permata Tbk juga melakukan revisi pertumbuhan kredit dari 15-17 persen menjadi 13-14 persen. Revisi target didorong oleh belum membaiknya ekonomi nasional sehingga perseroan harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Hal ini bertujuan agar tidak meningkatkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Berbeda dengan CIMB Niaga dan Bank Permata, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan tidak akan mengubah target pertumbuhan akhir tahun. Sejak merancang rencana bisnis bank (RBB), BNI telah mempertimbangkan seluruh faktor. "Ketika membuat target, kami sudah mempertimbangkan berbagai faktor. Kondisi makro kita konservatif 5,2 persen sampai 5,4 persen," kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo.
Pertumbuhan kredit saat ini masih sejalan dengan rencana BNI. Pada akhir tahun pertumbuhan kredit diperkirakan sebesar 15-17 persen. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12-14 persen. rep:friska yoladha ed: irwan kelana