Jumat 15 Aug 2014 16:50 WIB

Kinerja Pasar Modal Indonesia Terbaik ketiga di Asia

Red: operator

JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia menilai, selama 37 tahun berjalan, pasar modal Indonesia memiliki kinerja yang terus membaik. Pasar modal Indonesia saat ini berada di urutan ketiga di antara negara-negara Asia.

Membaiknya kinerja tecermin dari kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini. “Sampai 13 Agustus, IHSG sudah naik 19,34 persen menjadi 5.168,269,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida dalam konferensi pers memperingati 37 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/8).

Indonesia hanya kalah dari indeks Thailand yang sampai 13 Agustus 2014 tumbuh 25,49 persen dan indeks India yang telah menguat 24,02 persen. 

Pasar modal nasional berhasil mengalahkan pasar padat investor, seperti indeks Shenzen (Cina), Kospi (Korea), dan Strait Times Indeks (Singapura). Ketiga indeks ini tidak mampu tumbuh lebih dari 12 persen.

Pada Kamis pagi, IHSG di BEI  pada Kamis dibuka naik sebesar 2,20 poin atau 0,04 persen menjadi 5.170,47. Sehari sebelumnya, indeks ditutup naik sebesar 35,87 poin, rekor baru 2014.

Kenaikan IHSG juga mendorong peningkatan nilai kapitalisasi pasar. Per 12 Agustus 2014, kapitalisasi pasar modal Indonesia tumbuh 24,8 persen menjadi 410,38 miliar dolar AS. Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana juga menunjukkan penguatan, yaitu sebesar 8,97 persen. Sejak Januari hingga pertengahan Agustus, NAB reksa dana mencapai Rp 238,78 triliun.

Seluruh indikator tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap pasar modal nasional. OJK akan terus melakukan pengawasan dan perbaikan di regulasi untuk menjaga tren penguatan pasar modal nasional.

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, tren pertumbuhan pasar modal diharapkan meningkatkan minat masyarakat untuk terus berinvestasi. Hal ini bertujuan agar porsi kepemilikan domestik dapat terus tumbuh, bahkan melebihi asing.

Kepala Riset Mandiri Manajemen Investasi Yusuf A Winoto mengatakan, indeks terus mengalami tren penguatan. Tahun ini, penguatan didukung oleh baiknya pelaksanaan pemilihan presiden dan upaya pemerintah dalam memperbaiki perekonomian nasional.

Pertumbuhan ekonomi memasuki babak baru. Meskipun melambat pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi sudah berada di jalur yang tepat. Selain itu, investor juga melihat sentimen dari luar, seperti masalah politik di Irak dan konflik di Ukraina. Walaupun demikian, ia optimistis IHSG akan terus bertumbuh. “Sampai akhir tahun, bisa tembus 5.200,” kata Yusuf.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, seperti dikutip Antara, mengatakan,  pelaku pasar tetap mewaspadai potensi-potensi sentimen yang dapat menahan laju IHSG BEI menyusul masih adanya ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed yang lebih cepat dari perkiraan.

rep:firska yolandha ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement