JAKARTA — Pertumbuhan kredit bank perkreditan rakyat (BPR) akan dipacu hingga 18 sampai 20 persen pada akhir 2014.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo), Joko Suyanto, mengatakan, meski tumbuh, BPR masih memiliki tantangan untuk menekan tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang pada Juni sudah melebihi batas maksimum lima persen.
NPL di BPR tercatat sebesar 5,08 persen. "Kita masih upayakan NPL turun, dengan pengawasan yang kuat dan analisis kredit juga harus kuat. Ini untuk mengubah non-performing menjadi performing," katanya.
Sekitar 61 persen dari portofolio penyaluran kredit terserap ke Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Perbarindo mematok target kredit ke UMKM dapat 80 persen pada 2015.
Meskipun target kredit dipatok 20 persen, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BPR cuma tumbuh 3,17 persen menjadi Rp 52,12 triliun pada Juni 2014 dibanding periode sama pada 2013 sebesar Rp 50,520 triliun.
Selain itu, fungsi intermediasi BPR dari indikator rasio kredit terhadap jumlah simpanan (loan to deposit ratio/LDR) tercatat 85,80 persen yang berarti masih sesuai target di 85-90 persen.
Aset BPR tumbuh 3,82 persen menjadi Rp 80,32 triliun dari Rp77,37 triliun per Juni 2014. "Aset kita cuma Rp 80,32 triliun bandingkan dengan aset perbankan nasional," ujarnya.
antara ed: teguh firmansyah