JAKARTA — Sejumlah bank di Tanah Air mulai menurunkan tingkat bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Penurunan bunga tersebut ditarget dapat memperbesar penyaluran kredit.
Salah satu bank yang sudah menurunkan bunga KPR, yakni PT Bank Central Asia, Tbk (BCA). Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, bunga KPR telah diturunkan sebesar 2,5 persen. Penurunan bunga diharapkan dapat menggenjot kredit KPR yang sempat datar.
"Kita harapkan (pertumbuhan KPR) bisa meningkat lagi. Teorinya kan gitu, kalau bunga diturunkan, akan nambah," ujar Jahja yang ditemui usai acara Banking Efficiency Award 2014 di Jakarta, Rabu (24/9).
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit ke sektor swasta memang tercatat melambat. Pada Juli 2014 pertumbuhan kredit hanya tercatat 15 persen. Angka tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 16,6 persen.
Pada paruh pertama 2014, BCA mencatat pertumbuhan KPR sebesar sembilan persen menjadi Rp 52,8 triliun. Pertumbuhan KPR tersebut relatif datar dalam empat kuartal terakhir. Stagnasi pertumbuhan sejalan dengan meningkatnya suku bunga dan penurunan permintaan KPR.
Selain meningkatkan kredit, penurunan bunga KPR dinilai Jahja penting untuk perekonomian nasional. "Properti kalau berkembang bukan hanya KPR yang dilihat, kan industri semen terbantu, keramik, batu bata, kaca, dan kayu," katanya. KPR dinilai juga mampu menyerap tenaga kerja.
Kendati bunga KPR diturunkan, target pertumbuhan kredit BCA hanya sebesar 10-12 persen, jauh di bawah arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 15-17 persen. Namun, Jahja menganggap angka target tersebut lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BCA juga hanya dipatok sebesar delapan hingga sembilan persen. Perlambatan DPK digunakan untuk menjaga keseimbangan agar pendapatan tidak melambat. Sementara itu, rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) dijaga pada kisaran 75 persen.
Langkah BCA juga diambil PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII). Bahkan, penurunan suku bunga KPR akan dibarengi dengan bunga kredit lainnya. Direktur Ritel BII Lani Darmawan mengatakan, bunga kredit akan diturunkan jika biaya dana atau cost of funds menurun. "Jika (biaya dana) bisa turun maka kami akan turunkan juga suku bunga lending, termasuk KPR," ujar Lani.
Lani mengakui bahwa pihaknya tidak menggunakan bunga yang sama bagi nasabah. Namun, BII menggunakan relationship based dan risk based pricing. Dengan menggunakan sistem tersebut, bunga bergantung dari faktor risiko nasabah dan juga hubungan bisnis.
Selain itu, PT Bank OCBC NISP baru menurunkan bunga KPR untuk nasabah primer yang memiliki simpanan besar. Namun, penurunan bunga KPR umum akan disesuaikan dengan kebijakan bank lain. "Perseroan akan mengikuti penurunan bunga KPR jika bank-bank lain juga melakukan penurunan bunga KPR," ujar Head of Secured Loan Division Bank OCBC NISP Dwidadi Sugito.
Saat ini, Bank OCBC NISP mematok bunga KPR fix tiga tahun sebesar 11,2 persen. Untuk bunga KPR fix dua tahun sebesar 10,69 persen dan fix satu tahun 8,8 persen. rep:satya festiani ed: nur aini