Senin 27 Apr 2015 14:00 WIB

Mandiri Raup Laba Bersih Rp 5,1 Triliun

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat perolehan laba bersih sebesar  Rp 5,1  triliun pada kuartal I 2015. Laba bersih tersebut tumbuh 4,3 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 4,9 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pertumbuhan laba tersebut berasal dari peningkatan laba operasional (operating  income) yang meningkat Rp 1,5 triliun.

"Laba operasional secara tahunan tumbuh 10,9 persen menjadi Rp 14,8 triliun seiring dengan pertumbuhan pendapatan bunga yang mencapai 19,6 persen menjadi Rp 17,1  triliun," kata Budi dalam paparan kinerja Kuartal I 2015 Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (24/4).

Sementara itu, pendapatan bunga bersih dan premi bersih tumbuh 11,3 persen menjadi Rp 10,9 triliun. Sedangkan, fee based income mencapai Rp 3,9 triliun.

Kendati laba perseroan tumbuh tipis, dikatakan Budi, pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu tetap tumbuh dua digit. Kredit Bank Mandiri tumbuh 13,3 persen pada kuartal I 2015 dari Rp 470,4 triliun pada kuartal I 2014 menjadi Rp 532,8 triliun.

"Kami bersyukur, meski berada di tengah tekanan perekonomian global yang sangat ketat, kami tetap dapat menunjukkan kinerja yang baik," ujarnya.

Pencapaian tersebut menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas. Sampai akhir Maret 2015, aset Bank Mandiri mencapai Rp 868,3 triliun atau tumbuh 19 persen dibandingkan pada Maret 2014 yang mencapai Rp 729,5 triliun.

Kualitas kredit masih dapat terjaga di mana jumlah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net masih di bawah satu persen kendati meningkat dari 0,67 persen pada kuartal I 2014 menjadi 0,89 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mandiri juga meningkat dari 16,15 persen menjadi 17,87 persen.

Budi menambahkan, kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri masih cukup baik di mana jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil terhimpun pada kuartal I 2015 sebesar Rp 628,7 triliun atau tumbuh 18,3 persen dibandingkan kuartal I 2014 sebesar Rp 531,6 triliun. Perolehan DPK Bank Mandiri didukung oleh pertumbuhan deposito yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tabungan dan giro.

"DPK tumbuh 18,3 persen atau di atas rata-rata industri yang pada  Februari 2015 tumbuh 15,2 persen," ujar Budi.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menuturkan bahwa Bank Mandiri menargetkan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue) paling lambat pada 2018. Rights issue tersebut guna meningkatkan kinerja bisnis perseoran, khususnya pertumbuhan kredit.

"Pada 2011, kami right issue sekitar Rp 12 triliun. Sekarang, harusnya lebih besar, ya, sekitar Rp 20 triliun. Akan tetapi, ya, itu bergantung pemerintah," kata dia. Jika rights issue sebesar Rp 20 triliun, lanjut Budi, pemerintah perlu menyuntikkan modal sekitar Rp 12 triliun kepada Bank Mandiri.

Pada 2011 rights issue Mandiri berhasil meraup dana sebesar Rp 11,68 triliun. Harga saham rights issue Bank Mandiri saat itu ditetapkan sebesar Rp 5.000 per saham. Pasca-rights issue, porsi kepemilikan Pemerintah Indonesia menjadi 60 persen dari sebelumnya 66,73 persen, sementara saham publik menjadi 40 persen.

c87/antara ed: Nidia Zuraya

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement