Jumat 26 Feb 2016 17:00 WIB

Garuda Indonesia Dapat Utang Rp 4,7 Triliun

Red:

JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan penandatanganan kerja sama kredit modal kerja dengan tiga bank BUMN, yaitu BNI, Bank Mandiri, dan BRI. Dalam kerja sama ini, Garuda Indonesia mendapatkan pinjaman sebesar Rp 4,7 triliun.

"Kerja sama ini jadi dukungan strategis sekaligus dukungan komersial. Karena kami masih melakukan upaya baik operasional maupun ekspansi. Kami yakin, kerja sama ini dapat memberikan manfaat juga pada tiga bank BUMN," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, Kamis (25/2).

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh perwakilan masing-masing pihak dan disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di kantor Kementerian BUMN. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memberikan pinjaman Rp 2 triliun dan 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 390 miliar. Totalnya jadi sekitar Rp 2,4 triliun.

Sementara, PT Bank Mandiri Tbk memberikan pinjaman Rp 1 triliun dan BNI sebesar 100 juta dolar AS (Rp 1,3 triliun). Pada kesempatan yang sama, disepakati pula kerja sama peluncuran kartu debit Mandiri Garuda dan BNI Garuda.

"Ada kerja sama dalam bentuk debit co-brand juga. Nanti akan ada kemudahan dan kenyamanan akses untuk nasabah juga travelers, seperti potongan harga, aktivasi kartu, juga ayahandanya track," kata Arif.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dengan kerja sama ini, ia yakin Indonesia akan semakin siap dalam menghadapi MEA. "Saya yakin, Indonesia akan tampil sebagai juara dalam pasar ASEAN ini kalau kita terus menggali kekuatan BUMN dan kita sinergikan," ujar dia.

Dalam penandatanganan kerja sama ini, hanya BRI yang tidak meluncurkan kartu debit co-brand Garuda. Menurut Rini, kartu BRI akan diluncurkan satu bulan ke depan.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A Arianto mengatakan, kolaborasi tiga BUMN ini merupakan bentuk dukungan dan inovasi perbankan dalam meningkatkan transaksi pembayaran nontunai di industri pembayaran. Khususnya dalam pembelian tiket pesawat, baik melalui mesin EDC maupun transaksi online e-commerce.

Diperkirakan, saat ini transaksi pembelian tiket Garuda masih didominasi pembayaran cash dan melalui travel agent. Sedangkan, 20 hingga 30 persen di antaranya menggunakan kartu kredit, sementara kartu debit masih 10 hingga 20 persen.

"Hadirnya co-brand ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah baru pengguna kartu Mandiri debit yang saat ini berjumlah 13,3 juta dengan transaksi yang mencapai lebih dari 6 juta transaksi per bulan dan sales volume Rp 4,3 triliun per bulan selama 2015," ungkap dia.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni mengatakan, co-branding dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu strategi untuk menurunkan net interest margin (NIM). "Kita harap NIM yang nanti makin kecil. Kita bisa tetap pertahankan laba dengan cara volume kredit mesti ditambah," kata dia, Kamis (24/2).

Selain menurunkan NIM, kata Baiquni, co-branding ini tentunya untuk membuat perseroan lebih efisien. Sebab, transaksi menggunakan kartu atau lewat electronic channel akan lebih efisien dan mengurangi biaya operasional cabang. Karena, kalau elektronik, nasabah tidak perlu ke kantor cabang.

Karena itu, pihaknya yakin akan dapat insentif dari OJK untuk perbankan yang efisien. "Kan kalau kita lihat ukuran efisiensinya BOPO, industri dengan industri. Nanti kita cari overhead mana yang bisa turunkan lagi, bisa lebih turunkan BOPO kita," ujar dia.

Sementara, rencana menko perekonomian untuk menurunkan suku bunga deposito sebesar lima persen, kata Baiquni, itu melalui berbagai macam tahapan. Antara lain bank juga menurunkan overhead cost-nya. Selain itu, menurutnya, upaya tersebut akan efektif memengaruhi kredit. Apabila bunga dana turun, otomatis pihaknya akan bisa menawarkan kredit dengan bunga lebih rendah.

"Kalau nanti bunga dana turun, otomatis kita bisa menawarkan kredit dengan bunga lebih rendah. Sangat besar ya. Komponen yang paling besar dari bunga kredit itu cost of fund itu," ucap dia. rep: Eric Iskandarsjah, 37, ed: Ichsan Emrald Alamsyah  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement