Rabu 23 Mar 2016 14:00 WIB

Dana Laku Pandai Ditargetkan Capai Rp 2,6 T

Red:

JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan dana tabungan Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) sebesar Rp 2,6 triliun pada 2016. Sebelumnya, pada 2015 agen penghimpun dana tabungan basic saving account (BSA) ini dapat menjaring 1.216.952 nasabah dengan jumlah Rp 67,6 miliar.

Kepala Departemen Pengawasan Bank III OJK Teguh Supangkat mengatakan, target itu akan dicapai dengan dukungan 27 bank umum yang telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam program Laku Pandai. Sedangkan, tahun sebelumnya hanya tujuh bank umum yang mengimplementasikan dari 17 yang mencantumkannya dalam rencana bisnis bank pada 2015.

"Sebanyak 27 bank umum telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam Laku Pandai dengan target 167.524 agen dan perkiraan tabungan berkarakteristik BSA (basic saving account) mencapai Rp 2,6 triliun," ujar Teguh Supangkat dalam diskusi bertajuk "Setahun Laku Pandai antara Harapan dan Kenyataan", Selasa (22/3).

Teguh menjelaskan, sebanyak 27 bank umum tersebut termasuk tujuh bank yang sejauh ini telah mengimplementasikan program Laku Pandai pada 2015. "Bank yang akan berpartisipasi 11 bank dari bank BUKU III dan Buku IV dan 16 bank BUKU I dan BUKU II," imbuhnya.

Ia menuturkan, tahun lalu jumlah agen laku pandai baru mencapai 60.805 orang dari tujuh bank, terdiri atas 59.354 agen perorangan dan 1.451 agen berbadan hukum. Sementara, tahun ini meningkat tiga kali lipat dari jumlah agen yang ada.

Pada tahun ini, kata Teguh, sebanyak 11 bank BUKU III dan BUKU IV menargetkan bisa menghimpun tabungan BSA sebesar Rp 2,29 triliun dengan jumlah agen sebanyak 165.038 pihak. Sedangkan, sebanyak 16 bank BUKU I dan BUKU II menargetkan tabungan senilai Rp 326,6 miliar dari 2.486 agen.

Teguh mengungkapkan, sebelumnya di dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 yang diterima OJK terdapat 17 bank umum yang merencanakan menjadi penyelenggara Laku Pandai. Berdasarkan data OJK, empat bank pionir yang telah menerapkan program Laku Pandai adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk. Namun, hingga akhir Desember 2015, bank yang mengimplementasikan program ini meningkat menjadi tujuh bank umum.

"Kami berharap, target ini bisa tercapai supaya financial inclusion berjalan baik," ujarnya.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto menyatakan, program Laku Pandai perlu dibenahi dari sasaran layanan. Sebab, berdasarkan data OJK disebutkan dari sebanyak 60.805 agen pada 2015, sebanyak 76 persen agen berada di Pulau Jawa. Sementara, daerah terbelakang yang berada di kawasan Indonesia Timur masih minim, yakni hanya 10 persen dengan rincian lima persen di Sulawesi, tiga persen di Kalimantan, dua persen di kawasan Nusa Tenggara.

"Kalau bisa perbankan yang membuka layanan itu harus difokuskan kepada daerah tertinggal," kata dia. Menurutnya, hal itu berdasarkan latar belakang Laku Pandai oleh POJK No 19/POJK.03/2014 tentang Laku Pandai bahwa sebanyak 183 kabupaten dari 410 kabupaten/kota merupakan daerah tertinggal dan sebagian besar berada di kawasan timur. Hal ini bertentangan dengan aturan yang mengharuskan kawasan tinggal agen Laku Pandai harus terdapat kantor cabang bank. "Sehingga, OJK perlu merelaksasi aturan tersebut," ujarnya.

Menurut Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, program Laku Pandai sebenarnya dapat menjadi penyeimbang dari rencana perbankan yang akan meningkatkan pendapatan berbasis layanan (fee based income). Sebab, menurutnya, layanan ini 19 persen lebih murah ketimbang layanan bank konvensional. "Bagi perbankan akan sangat menekan biaya operasional, terutama dalam melayani nasabah kelas menengah bawah," ujarnya.   c37, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement