Usianya baru menginjak 23 tahun. Namun, Dian Pelangi memancangkan bendera sebagai salah satu desainer busana Muslim yang cukup diperhitungkan di dalam negeri maupun dunia internasional. Dian dikenal sebagai desainer multitalenta dan membawa angin segar dengan warna-warni yang menjadi ciri khasnya di atas panggung busana Muslim di Tanah Air dan mancanegara.
Desainer yang lahir di Palembang itu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia, mulai dari tie dye dengan warna-warna cerah, kain songket, dan batik yang terkesan mewah. Tahun 2009 menjadi gerbang pembuka Dian menuju industri fashion internasional.
Ketika itu, bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dian mengadakan pergelaran busana pertama di Melbourne, Australia. Tak lama berselang, dia kembali memamerkan rancangannya di Abu Dhabi dan mendapatkan respons besar dari pelaku fashion di negara tersebut.
Setelah diwawancarai CNN pada 2010, popularitas Dian kian melejit dan menjadi salah satu desainer berpengaruh dan diikuti di dunia mode Indonesia. Kini, Dian menjajaki sejumlah ajang fashion di mancanegara. Sebut saja, The International Fair of Muslim World di Paris, Haute Arabia High Tea di London, dan sejumlah ajang fashion show di Asia dan Timur Tengah.
Desainer lulusan sekolah mode ESMOD Jakarta tersebut tak hanya meluncurkan busana Muslim, tapi juga menerbitkan dua buku untuk memberikan inspirasi bagi para Muslimah di Indonesia dan mancanegara. Kepiawaian Dian dalam dunia fashion memastikan jejaknya sebagai salah satu desainer muda Indonesia yang patut diperhitungkan. Berikut adalah wawancara Republika dengan Dian, beberapa waktu lalu.
Bagaimana rasanya menjadi salah satu desainer busana Muslim Indonesia yang mendunia?
Alhamdulillah, tentunya bangga. Jarang sekali busana Muslim tampil dalam ajang fashion dunia, tapi sekarang publik di mancanegara mulai peduli. Pasar busana Muslim saat ini juga sangat besar dan aku optimistis busana Muslim semakin go international.
Apa saja hal yang kamu persiapkan sebelum menggelar fashion show di negara lain?
Aku membuat desain busana yang diterima banyak pasar. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga mancanegara. Kalau di luar negeri, aku menyesuaikan desain dengan kultur negara yang dituju. Misalnya, untuk di Timur Tengah, aku desain model abaya atau kaftan. Beda lagi dengan Eropa, aku mengeluarkan desain dengan model jaket, coat, dan baju berbahan tebal.
Menurut kamu, apa kekuatan dari desainer busana Muslim Indonesia sehingga dilirik pasar dunia?
Desainer busana Muslim Indonesia punya kekuatan yang beda dari negara lainnya. Kekuatannya adalah look yang universal sehingga dipakai semua orang yang berhijab maupun yang tidak. Baju hasil rancangan desainer Indonesia juga bisa dipadukan dengan yang lain dan tetap bagus.
Apa kiat kamu agar bisa bersaing dengan produk asing?
Aku nggak takut berhadapan dengan produk asing karena semua punya ciri khas masing-masing. Selain itu, sebagai desainer, aku berinovasi dalam menciptakan kreasi baru dan percaya diri dengan hasilnya. Kalau bangga dengan produk sendiri, pasti ada apresiasi dari konsumen, pemerintah, maupun insan mode.
Dari mana inspirasi kamu saat membuat desain?
Kebetulan aku suka traveling, jadi dapat inspirasi saat jalan-jalan dan menjelajah ke suatu tempat. Biasanya, inspirasi datang dari baju khas daerah atau negara yang aku kunjungi saat traveling.
Dari mana kamu mendapatkan desain material?
Semua bahan, tenun, dan corak aku bikin sendiri sehingga nggak bisa dicari di pasaran. Semua rancangan busana Muslim yang aku buat selalu menggunakan material dari Indonesia yang kaya warna. Aku juga mengikutsertakan kerajinan tangan Indonesia sebagai bagian dari peragaan busana yang ditampilkan.
Apa kendala yang kamu hadapi selama melakoni bisnis ini?
Kendala biasanya di bagian produksi karena sumber daya aku belum banyak. Insya Allah, ke depan aku fokus mencari sumber daya yang bias dimanfaatkan dengan baik.
Pada Ramadhan ini, bagaimana permintaan dari pelanggan?
Alhamdulillah, Ramadhan ini memberikan berkah, biasanya permintaan meningkat lima sampai 10 kali lipat. Selain itu, fashion show yang biasanya seminggu sekali atau sebulan sekali, ketika Ramadhan bisa sehari tiga kali. Aku justru lebih deg-degan menghadapi koleksi Ramadhan daripada koleksi awal dan akhir tahun. Karena, menurutku, Ramadhan adalah bulan yang spesial sehingga harus menampilkan sesuatu yang istimewa.
Apa proyek yang sedang dipersiapkan?
Insya Allah, September aku diundang ke New York Fashion Week (NYFW) dan ini menjadi kesempatan untuk menampilkan busana Muslim dengan ciri khas Indonesia pada pekan mode internasional. Dalam ajang tersebut, aku membawa kain tenun, orang di sana menyukainya karena tebal. Apalagi, desain busana aku tertutup sehingga dijadikan koleksi musim dingin.
N red: mrizky jaramaya ed: endah hapsari