Rabu 04 Feb 2015 19:42 WIB

Awas, Gula!

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Di balik penampilan yang manis, ternyata gula adalah ancaman. Rupanya, beberapa dampak buruk yang paling sering diketahui adalah konsumsi gula berlebihan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti diabetes (kencing manis), jantung, bahkan menurunkan kemampuan otak.

Tidak hanya itu, gula yang berlebihan diindikasikan sama bahayanya dengan efek racun yang terdapat dalam alkohol.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahaya konsumsi gula berlebihan untuk kita. Seperti diketahui, jajanan yang beredar seperti di sekolah sering kali mengandung kadar gula yang tinggi. Bahkan, minuman-minuman seperti teh, susu, dan lainnya yang beredar di tengah masyarakat sangat banyak menggunakan zat manis ini secara berlebihan agar terasa nikmat.

Kali ini, para ilmuwan menemukan adanya kaitan antara konsumsi minuman manis dan terjadinya menstruasi dini remaja-remaja putri. Dilakukan terhadap kurang lebih 6.000 perempuan usia belasan, peneliti melihat bahwa remaja putri yang 1,5 kali meminum minuman manis lebih banyak dari lainnya dapat menstruasi 2,7 bulan lebih cepat dari waktu yang seharusnya.

“Hasil dari penelitian ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak anak yang mengonsumsi minuman manis secara berlebihan di seluruh dunia. Akibatnya, menstruasi dini dapat menimbulkan bahaya lebih besar,” ujar ketua tim peneliti dari Harvard Medical School, Karin Michels, dilansir Dailymail.

Menstruasi dini disebut sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan. Bahkan, bila seorang remaja putri mengalami datang bulan lebih cepat satu tahun dari waktu seharusnya, risiko salah satu kanker yang paling mematikan pada wanita itu meningkat hingga lima persen.

Maka, tak berlebihan bila para peneliti mengingatkan bahwa konsumsi gula berlebihan, terutama pada remaja putri, harus dibatasi. Secara signifikan, mereka dianjurkan untuk tidak sering meminum minuman manis, terutama dengan gula buatan yang banyak beredar di toko-toko.

Bersama dengan 5.583 gadis yang dilibatkan dalam penelitian, peneliti juga melakukan studi terhadap mereka yang melakukan diet gula sepanjang 1996 hingga 2001. Tidak hanya itu, selama diet tersebut mereka juga ditanyakan apa saja yang minuman yang mereka konsumsi.

Hasilnya, ditemukan bahwa minuman manis yang mengandung kadar gula tinggi dan dapat memengaruhi menstruasi seorang remaja di antaranya adalah Coca Cola, Pepsi, dan minuman soda manis lainnya, serta minuman buah, dan es teh. Sementara, jus buah dan Diet Coke diketahui tidak memiliki pengaruh apa pun karena tidak terdapat kadar gula buatan yang tinggi di dalamnya.

Biasanya, remaja putri yang sering mengonsumsi minuman manis dalam jumlah banyak mengalami menstruasi pada usia 12 tahun delapan bulan. Bagi yang meminum secara sedikit, mereka mengalami datang bulan rata-rata pada usia 13 tahun.

Artificial sebagai zat yang terkandung dalam gula buatan diyakini menjadi penyebab menstruasi dini bisa terjadi pada para gadis. Tidak hanya itu, obesitas juga dipicu karena zat ini, meski gula alami seperti yang terdapat dalam jus buah juga bisa menyebabkan kegemukan bila dikonsumsi dalam jumlah besar secara terus-menerus.

Bahaya dari obesitas, selain penyakit seperti jantung serta tekanan darah tinggi, ternyata diketahui juga berpengaruh pada pubertas dini anak-anak perempuan. Karenanya, konsumsi gula disimpulkan secara keseluruhan memiliki pengaruh peningkatan hormon terhadap remaja putri, baik secara langsung, maupun tidak langsung, yaitu karena obesitas lebih dulu.

“Dari penelitian yang menunjukkan minuman manis buatan yang dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan menstruasi dini dan kegemukan yang berpengaruh pada pubertas dini karena perubahan hormon yang terjadi sehingga jelas bahaya minuman tersebut,” ujar kepala pediatri dari Universitas Cambridge, Profesor Leuan Hughes.

Jadi, buat apa tambah gula, kan kamu sudah manis?

c66 ed: Endah Hapsari

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement