Rabu 04 Mar 2015 15:00 WIB

Aman, Nyaman, dan Hemat

Red:

Stres dengan macet, bete pekerjaan, atau bermasalah dengan dosen memang membuat kesal. Tak heran bila saban hari libur tiba, acara jalan-jalan menjadi sarana relaksasi guna menghilangkan penat dari rutinitas sehari-hari.

Itu juga terjadi kepada kita-kita yang muda. Namun, berbeda dengan gaya wisata orang tua, kita lebih suka berwisata ala backpacker.

Gaya berwisata ala backpacker bisa diartikan sebagai melakukan perjalanan sesuai keinginan dengan bujet seminimal mungkin. Kebebasan serta keleluasaan mengatur rute perjalanan dan kegiatan yang dilakukan menjadi keunggulan utama bepergian dengan cara ini. Gara-gara itu terkadang banyak hal tak terduga yang terjadi selama perjalanan berlangsung yang justru menjadi keseruan tersendiri bagi anak-anak muda.

Berbeda dengan turis, backpacker biasanya dapat mengeksplorasi wilayah-wilayah baru yang mungkin jarang dikunjungi atau bahkan belum terjamah oleh orang-orang yang berwisata. Meski dengan bujet sehemat-hematnya, mereka yang memang memiliki jiwa petualang biasanya memiliki kepuasaan tersendiri usai jalan-jalan ala backpacker.

Tak hanya itu, melakukan travelling ala backpacker juga kerap disebut sebagai sarana memperkaya pengetahuan kita. Banyak pelajaran serta pengalaman menarik yang dialami seorang backpacker  karena dalam perjalanan mereka tak hanya menemui tempat-tempat baru, tapi juga orang-orang baru. Melakukan rangkaian jalan-jalan secara backpack juga membuat kita jauh lebih mandiri karena segala sesuatu, seperti membuat rencana perjalanan ke sejumlah tempat wisata dan alokasi dana ditentukan sendiri.

Meski jalan-jalan ala backpacker memiliki berbagai keunggulan bagi anak-anak muda yang berjiwa petualang dan ingin selalu mengekplorasi hal-hal baru, travelling dengan cara ini juga memiliki kelemahan. Pertama, ketidaktahuan akan tempat-tempat baru yang dikunjungi bisa membuat kita menjadi incaran kejahatan.

Kedua, karena semua dilakukan dengan independen, banyak kemungkinan perjalanan kita tak terarah, justru menghabiskan waktu kita tanpa ada hasil mencapai seluruh tujuan wisata. Selain itu, berwisata secara backpacker yang seharusnya hemat tidak selalu bisa berakhir demikian. Kejadian tak terprediksi saat melakukan travelling secara mandiri, misalnya informasi yang didapat dan dikumpulkan untuk menentukan bujet sebelum pergi, ternyata tak sesuai dengan kondisi di lapangan mengenai wilayah yang kita kunjungi.

Hasilnya, uang yang dikeluarkan selama melakukan travelling cara backpacker sama dengan biaya yang kita bayar dalam melakukan perjalanan ala turis melalui agen tur. Seperti halnya yang terjadi pada Daniel Mananta. Presenter, aktor, sekaligus model yang juga menjadi travel figure karena kecintaannya dengan jalan-jalan ini mengakui ia sangat menyukai travelling yang dapat memberi kesempatan dirinya untuk mencoba berbagai hal baru yang unik tanpa harus terbebani dengan rencana kegiatan yang terbatas.

Karenanya, pria kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981 ini mengatakan sangat tidak menyukai bepergian ala turis dengan rute perjalanan serta tempat-tempat wisata yang sudah dibatasi oleh seorang pemandu dari agen travel. Belum lagi, waktu dalam setiap tempat yang dikunjungi juga sudah diatur sehingga ia tidak dapat sesuka hati berada di satu tempat dalam waktu yang lebih lama. "Tapi, jalan-jalan dengan cara backpacker semua sendiri terkadang bisa membuat kita seperti anak hilang. Sampai di tempat tujuan, kita bingung pergi ke mana dengan transportasi apa dan kita harus cari sendiri semuanya," ujar Daniel.

Pria berparas Tionghoa tersebut juga bercerita bahwa ia pernah mengalami kejadian tak terduga yang membuat waktunya benar-benar terbuang. Hal itu terjadi saat dirinya pergi ke Jepang ala backpacker. Saat itu, karena ingin menuju sebuah tempat pemandian umum yang terkenal sebagai salah satu destinasi favorit di Negeri Sakura tersebut, Daniel mencari cara sendiri. Mulai dari menaiki bullet train sebagai salah satu transportasi terkenal di negara itu dan melanjutkan perjalanan dengan kereta model biasa.

Namun, keterbatasan informasi membuat dirinya tersesat dan harus tidur di tepi jalan semalaman karena tak juga menemukan tempat tujuan. Senada dengan Daniel, Evelyn Octari juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, bepergian dengan cara backpacker bila memiliki waktu yang cukup panjang untuk liburan merupakan salah satu favoritnya. Selain merasakan pengalaman baru dan petualangan, banyak pelajaran yang dapat diambil melalui perjalanan dengan cara tersebut.

"Kalau backpacker, kan kita bisa banyak komunikasi dengan orang-orang, seperti penduduk setempat. Jadi, kita bisa mengenal budaya dan keunikan mereka," kata wanita yang akrab disapa Elyn ini.

Agar segalanya berjalan sesuai rencana, sebelum melakukan travelling dengan cara nyaman, aman, dan hemat ala backpacker, ia lebih dulu mencari informasi sebanyak-banyaknya dari internet maupun teman-teman yang sudah memiliki pengalaman travelling ke wilayah tertentu. "Aku banyak lihatreview orang-orang tenting tempat tujuan jalan-jalan aku dari mbah Google. Aku juga sering tanya sama orang-orang yang sudah pernah ke sana," ujar wanita kelahiran 3 Oktober 1985 itu.

Jangan lupa selama perjalanan kita harus senantiasa berpikir positif. Dengan demikian, setiap gangguan dan hambatan yang ditemui saat travelling dipastikan tak akan mengganggu. "Dibawa santai dan happy aja. Karena pada dasarnya tujuan kita jalan-jalan, yakni untuk bersenang-senang dan melepas kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Jadi, apa pun kendala yang ada harus dinikmati," kata Elyn. c66 ed: Endah Hapsari

***

Nyamannya Backpacker

Urusan jalan-jalan dan berwisata juga menjadi mimpi besar Francisca Christy Rosana. Namun, berbeda dengan teman-temannya yang seolah berlomba wisata ke luar negeri, traveller muda yang akrab disapa Cicha ini telah berjanji kepada diri sendirinya tak akan jalan-jalan ke luar negeri sebelum mengelilingi pulau di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak pulau indah nan menarik, tak kalah dengan wisata di luar negeri.

Beberapa tampat di nusantara telah dikunjunginya, seperti Gili di Nusa Tenggara Barat, Bali, Malang, Dieng, Solo, dan lainnya. "Saat berwisata gue kayak menemukan hidup yang sesungguhnya. Bahkan, soal backpacker ini gue bawa sampai ke skripsi. Jadi, skripsi gue tentang pemakaian bahasa dalam kelompok backpacker," ujarnya.

Cicha menjelaskan, selama ini ia lebih senang berwisata ala backpacker sebab lebih murah dan lebih terasa petualangannya. Hanya saja, mental serta pengetahuan tentang budaya setempat perlu diperkuat. "Backpacker tuh jelas dari sisi budget ditekan banget, tapi backpacker tuh kayak seni perjalanan," terangnya. Baginya, semakin banyak hambatan yang dihadapi, justru semakin kental esensinya.

Berbeda dengan wisata biasa, yang cukup puas ketika sudah sampai lokasi tujuan, namun kalau backpacker setiap prosesnya dinikmati. Termasuk, rintangan menuju tempat tujuan.

Chica bercerita, perjalanannya yang paling murah yakni dari Lombok ke Bali. Hanya dengan Rp 500 ribu ia sudah bisa bertahan selama lima hari, termasuk menyewa hotel, makan, transpor, hingga membeli oleh-oleh.

Sedangkan, pengalaman backpacker-nya yang paling seru yakni saat ke Gili. Di sana, perempuan kelahiran 1992 ini melihat orang asing sangat menghargai masyarakat Indonesia.

"Gue lihat masyarakat di pulau sekecil itu punya toleransi perbedaan yang gede banget," imbuhnya. Cicha mengaku, tak akan melupakan perjalanannya ke pulau tersebut.

  c91

***

Cari Informasi

Mencari informasi melalui review orang-orang yang sudah pernah mengunjungi tempat wisata tujuan kita juga disarankan oleh Amad Fauzi. Pemilik Palapanesia Tur dan Travel ini mengatakan banyak bertanya dan melihat website yang khusus bagi para backpacker wajib dilakukan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan jalan-jalan secara aman, nyaman, dan hemat. Berikut merupakan tips berwisata aman dan nyaman ala backpacker dari pria yang akrab disapa Fauzi itu.

-    Buat rencana perjalanan atau disebut itinerary serinci mungkin.

Ini agar memudahkan kita selama melakukan travelling. Tak hanya itu, bertanya sebanyak-banyaknya dari orang yang sudah pernah ke destinasi favorit kita, baik secara langsung maupun melalui jejaring sosial sangat disarankan.

-    Jangan malu bertanya

Bertanya sebanyak-banyaknya kepada orang yang memang sudah pernah pergi ke daerah tujuan wisata kita. Selain memudahkan, kita juga bisa mendapat teman baru untuk travelling bersama yang justru membuat perjalanan lebih aman, nyaman, dan pastinya hemat.

-    Informasi penting

Beberapa informasi yang paling penting dicari sebelum melakukan perjalanan, yakni penginapan, transportasi, serta cuaca. Menurut Fauzi yang sering membawa orang-orang melakukan tur, setelah mendapatkan informasi ini, kita dapat tahu apa saja yang perlu dibawa ke tempat tujuan.

-    Antisipasi cuaca dan suhu

Seperti keadaan cuaca yang mungkin banyak dalam keadaan hujan, kita dapat mempersiapkan benda-benda, seperti payung, jaket, dan sepatu tahan air, agar kita tidak kerepotan saat melakukan perjalanan. Selain itu, bila suhu udara di wilayah tujuan kita sangat panas, ada baiknya membawa krim pelindung dari matahari dan air putih sebanyak-banyaknya agar terhindar dari dehidrasi yang membuat kita lemas saat melakukan travelling.

-    Obat-obatan

Obat-obatan khusus dan umum juga menjadi barang wajib yang harus dibawa oleh semua traveller. Menurut Fauzi, banyak hal tak terduga dapat terjadi sekalipun kita bepergian menggunakan agen tur perjalanan.

"Obat-obatan sangat penting baik hanya untuk batuk, pilek, demam, atau yang khusus kalau kita memiliki penyakit tertentu. Jangan sampai karena tidak membawa ini, perjalanan menjadi terganggu dan waktu kita terbuang sia-sia karena tidak dapat menikmati," kata Fauzi.

-    Bagasi

Untuk barang bawaan, Fauzi juga memberi saran agar kita membawa tas atau koper yang isinya tak berlebihan. Dengan membawa barang secara simpel, selain nyaman, kita juga dapat lebih leluasa bergerak dan berpindah-pindah dari satu lokasi wisata ke lokasi wisata lainnya. Tak hanya itu, bagi yang ingin membeli buah tangan maupun oleh-oleh tak perlu kerepotan untuk menenteng karena sudah ada tempat tersisa dalam tas atau koper.

-    Jangan cemas

Fauzi juga menekankan hendaknya setiap traveller tak perlu khawatir dan takut berlebihan saat melakukan perjalanan, terutama secara backpacker. Saat ini sudah sangat banyak orang yang melakukan backpacker. Dari sana selain bertanya, kita yang mencoba pergi sendiri juga dapat mengenal langsung orang-orang yang bepergian dengan cara serupa. "Bertanya kepada orang-orang yang jelas terlihat, seperti backpacker tidak ada salahnya. Sesama backpacker biasanya memiliki jiwa saling tolong yang kuat, jadi kita tak perlu khawatir," kata Fauzi. c66

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement